Kisah WNI Korban Loker Bodong di Kamboja, Berawal Tergiur Gaji Tinggi
Marak loker bodong di Facebook yang menawarkan gaji tinggi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Penipuan terhadap Warga Negara Indonesia (WNI) untuk bekerja di Kamboja kembali meningkat. Umumnya, mereka diiming-imingi bekerja sebagai call center, customer service atau operator.
Bukannya dipekerjakan sesuai janjinya, para WNI ini malah dipaksa bekerja di perusahaan investasi bodong dan judi online.
Penyekapan 62 WNI di Kamboja juga menjadi tamparan keras untuk pemerintah agar lebih waspada dan giat untuk melindungi WNI yang akan berangkat bekerja ke luar negeri.
1. Tergiur gaji tinggi dan fasilitas bagus
Irma (nama samaran), mengaku bahwa suaminya diiming-imingi gaji yang cukup tinggi untuk bekerja di Kamboja. Irma kini sedang menunggu suaminya pulang dari negara tersebut.
“Gaji fantastis dan fasilitas sih alasannya,” kata Irma, yang menceritakan kisahnya lewat konferensi pers daring yang digelar oleh Migrant Care, Selasa (2/8/2022).
“Saya memohon agar pemerintah bisa menjemputnya. Suami saya ke luar negeri tujuannya untuk mencari rezeki,” lanjut Irma lagi.
Modus-modus penawaran pekerjaan berujung penipuan ini sedang marak terjadi di mana para WNI diiming-imingi untuk bekerja menjadi call center, customer service atau operator di Kamboja dengan gaji 1.000 hingga 1.500 dolar Amerika. Namun, mereka malah ditempatkan di perusahaan investasi bodong.
Yang mengerikan, calo dan agen yang menawarkan pekerjaan di luar negeri ini juga berasal dari Indonesia dan kerap menjerat korban lewat media sosial Facebook.
Umumnya, para korban berasal dari Sumatera Utara, Jakarta, Depok dan Jember. Para WNI ini dipekerjakan secara tidak layak bahkan melanggar aturan pekerja internasional yaitu bekerja selama delapan jam. Sedangkan para WNI korban penipuan ini bekerja selama 14 sampai 16 jam dalam sehari dan mereka tak mendapatkan kontrak kerja tertulis.
Baca Juga: Kepala BP2MI: PMI di Kamboja Diduga Korban Penipuan di Medsos