TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kisah WNI Korban Loker Bodong di Kamboja, Berawal Tergiur Gaji Tinggi 

Marak loker bodong di Facebook yang menawarkan gaji tinggi

Ilustrasi - Sejumlah PMI dari Malaysia mengantre saat tiba di Bandara Internasional Kualanamu Kabupaten Deliserdang, Sumatra Utara, Kamis (9/4). (ANTARA FOTO/Septianda Perdana)

Jakarta, IDN Times - Penipuan terhadap Warga Negara Indonesia (WNI) untuk bekerja di Kamboja kembali meningkat. Umumnya, mereka diiming-imingi bekerja sebagai call center, customer service atau operator.

Bukannya dipekerjakan sesuai janjinya, para WNI ini malah dipaksa bekerja di perusahaan investasi bodong dan judi online.

Penyekapan 62 WNI di Kamboja juga menjadi tamparan keras untuk pemerintah agar lebih waspada dan giat untuk melindungi WNI yang akan berangkat bekerja ke luar negeri.

1. Tergiur gaji tinggi dan fasilitas bagus

unsplash.com/vannaphon

Irma (nama samaran), mengaku bahwa suaminya diiming-imingi gaji yang cukup tinggi untuk bekerja di Kamboja. Irma kini sedang menunggu suaminya pulang dari negara tersebut.

“Gaji fantastis dan fasilitas sih alasannya,” kata Irma, yang menceritakan kisahnya lewat konferensi pers daring yang digelar oleh Migrant Care, Selasa (2/8/2022).

“Saya memohon agar pemerintah bisa menjemputnya. Suami saya ke luar negeri tujuannya untuk mencari rezeki,” lanjut Irma lagi.

Modus-modus penawaran pekerjaan berujung penipuan ini sedang marak terjadi di mana para WNI diiming-imingi untuk bekerja menjadi call center, customer service atau operator di Kamboja dengan gaji 1.000 hingga 1.500 dolar Amerika. Namun, mereka malah ditempatkan di perusahaan investasi bodong.

Yang mengerikan, calo dan agen yang menawarkan pekerjaan di luar negeri ini juga berasal dari Indonesia dan kerap menjerat korban lewat media sosial Facebook.

Umumnya, para korban berasal dari Sumatera Utara, Jakarta, Depok dan Jember. Para WNI ini dipekerjakan secara tidak layak bahkan melanggar aturan pekerja internasional yaitu bekerja selama delapan jam. Sedangkan para WNI korban penipuan ini bekerja selama 14 sampai 16 jam dalam sehari dan mereka tak mendapatkan kontrak kerja tertulis.

Baca Juga: Kepala BP2MI: PMI di Kamboja Diduga Korban Penipuan di Medsos

2. Sebelum berangkat ke Kamboja, korban diminta membayar dulu ke agen

Ilustrasi TKI/IDN Times/Istimewa

Hal yang sama juga menimpa adik Yanto (nama samaran). Yanto kini sedang menunggu adiknya pulang dari Kamboja, yang juga menjadi korban lowongan pekerjaan bodong.

“Adik saya berangkat 15 Juli 2022. Kurang lebih dua hari perjalanan ke sana. Kami benar-benar kurang info,” ujar Yanto.

Ironisnya, karena tak mendapatkan info yang cukup, agen lowongan kerja bodong ini tega meminta Rp4 juta kepada keluarga korban.

“Enggak ada cerita jam kerja itu berapa jam. Pokoknya nanti kerja sampai di sana. Sebelum berangkat, kami dimintai Rp4 juta. Kami sampai jual emas, gelang, demi adik,” lanjut Yanto lagi.

Yanto mengaku, adiknya berangkat ke Kamboja tanpa pelatihan. Paspornya pun jadi sangat cepat, hanya tiga hari. Adik Yanto merupakan salah satu korban penyekapan WNI di Kamboja yang kini telah berhasil diselamatkan KBRI Phnom Penh.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya