Menerka Tujuan Kunjungan Bersejarah Jokowi ke Afrika
Jokowi akan ke Afrika pekan depan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Presiden RI Joko "Jokowi" Widodo bakal bertolak ke Benua Afrika pekan depan. Jokowi rencananya mengunjungi empat negara di Benua Hitam, antara lain Kenya, Afrika Selatan, Mozambik, dan Tanzania.
Duta Besar RI untuk Kenya, Mohamad Hery Saripudin, mengungkapkan kunjungan Jokowi begitu bersejarah. Sebab, sudah lebih dari empat dekade, tidak ada Presiden Indonesia yang berkunjung ke Afrika.
"Kunjungan Presiden ini, bisa diibaratkan Bandung Spirit Reborn (merujuk ke Konferensi Asia Afrika). Kali ini, dimaknai oleh hubungan ekonomi. Kunjungan ini juga waktu yang tepat untuk revitalisasi dan mempromosikan kerja sama ekonomi yang lebih luas," kata Hery, dalam wawancara Ambassador’s Talk by IDN Times, beberapa waktu lalu.
Indonesia pertama kali membuka hubungan diplomatik dengan Kenya pada 1979 dan KBRI Nairobi berdiri di 1982. Sebelum itu, urusan bilateral Indonesia dan Kenya diampu oleh KBRI Dar Es Salaam di Tanzania.
"Pemerintah dan masyarakat Kenya sangat welcome. Begitu tahu Bapak Presiden akan ke sini, karena ada sejarah Bandung Conference itu," tutur mantan Konjen RI untuk Jeddah ini.
Baca Juga: Food Estate Dikritik PDIP, Jokowi: Bangun Lumbung Pangan Tak Mudah
1. Potensi ekonomi yang cukup besar dengan Kenya
Hery juga mengungkapkan ada potensi ekonomi yang cukup besar antara Indonesia dan Kenya. Terbukti, saat masa pandemik COVID-19, volume perdagangan kedua negara pun mengalami peningkatan.
Pun, menurutnya, masih banyak ruang yang bisa dikembangkan dan mendorong kerja sama ekonomi dengan Kenya, karena peningkatan volumenya hampir 100 persen.
"Dari empat tahun terakhir sebelum COVID-19, trade volume kita 290 juta dolar AS. Lalu kena COVID-19, malah naik jadi 415 juta dolar AS pada 2020. Lalu, 2021 jadi 551,9 juta dolar AS. Tapi, jangan dilihat nominalnya, memang masih belum satu miliar dolar AS. Tapi, sebagai pasar nontradisional, presentase perkembangannya signifikan," ungkap Hery.
Baca Juga: Jokowi Tunjuk Tito Jadi Menlu Ad Interim selama Retno di Afrika