Mengenal EPR, Sistem Daur Ulang Sampah Plastik Punya Korsel
Korsel punya sistem pengolahan sampah yang cukup baik
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Sampah plastik kini menjadi salah satu masalah lingkungan di dunia yang belum terselesaikan. Sekitar 80 persen penyumbang sampah plastik global adalah dari Benua Asia.
Masalah ini pun menjadi salah satu sorotan dari Korea Selatan (Korsel). Tak heran, Negeri Gingseng ini merupakan satu dari tiga negara yang memiliki sistem pengelolaan sampah terbaik di dunia.
Sistem pengelolaan sampah plastik yang dimiliki Korsel adalah Extended Producer Responsibility atau EPR. Hingga 2021, tercatat bahwa Korsel sudah mendaur ulang sampah plastik sebanyak 943 ribu ton melalui sistem EPR ini.
Lalu, bagaimana sistem EPR ini bekerja?
Baca Juga: Jelang Latihan Militer AS-Korea Selatan, Korea Utara Tembakan Rudal
1. Sistem yang melibatkan produsen untuk bertanggung jawab
Direktur Daekon Green Environment Center Korsel, Yong Chul Jang mengatakan, EPR melibatkan produsen yang juga termasuk pemasok, pengecer dan importir untuk turut bertanggung jawab atas produk mereka.
“Mereka mendesain dan membuat produk yang lebih baik bisa didaur ulang dengan lebih mudah,” kata Yong dalam workshop Indonesian Next Generation Journalist Network on Korea 2022 yang digelar oleh Foreign Policiy Community of Indonesia dan Korea Foundation, Selasa (8/11/2022).
Sistem EPR ini juga digunakan negara-negara Eropa barat dan Jepang sejak 1990-an untuk mendaur ulang sampah plastik mereka.
Baca Juga: Korut Eksekusi Mati 2 Remaja Gegara Nonton Drama Korea