TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Menlu Retno: ASEAN Wajib Bantu Myanmar Keluar dari Krisis

Pertemuan Menlu ASEAN akan digelar pekan ini di Jakarta

Kick off keketuaan Indonesia di ASEAN 2023 di Bundaran HI, Jakarta. (IDN Times/Sonya Michaella)

Jakarta, IDN Times - Memegang keketuaan ASEAN sepanjang 2023, Indonesia bakal menggelar pertemuan tingkat menteri luar negeri yang akan dilaksanakan pada 3 hingga 4 Februari 2023 mendatang. Agenda yang akan dibahas dalam pertemuan nanti, salah satunya adalah terkait kondisi di Myanmar.

"Jadi akan ada pertemuan para Menteri Luar Negeri ASEAN, Retreat, di Jakarta, gedung Sekretariat ASEAN. Jadi, kami gunakan itu, gedung yang bagus, cukup untuk menyanggah kegiatan- kegiatan ASEAN. Kami gelar pertemuan pertama para Menteri Luar Negeri ASEAN di bawah keketuaan Indonesia," kata Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi, usai kick off ASEAN 2023 di Bundaran Hotel Indonesia, Minggu (29/1/2023).

Baca Juga: Lima Poin Konsensus Jadi Alat Utama ASEAN untuk Bantu Myanmar  

1. Bukan level politik yang diundang dari Myanmar

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi di kick off ASEAN 2023. (dok. Youtube Setpres RI)

Retno menegaskan, prioritas dari keketuaan Indonesia adalah mempercepat proses pembangunan komunitas ASEAN, termasuk membantu Myanmar keluar dari krisis politik. Myanmar memang diundang sebagai negara anggota, tapi bukan dalam level politik.

"Itu prioritasnya, karena itu yang akan menjadi kepentingan rakyat ASEAN untuk terus maju. Tentunya, kewajiban kita adalah membantu Myanmar keluar dari krisis politiknya. Tapi, kami tidak ingin isu Myanmar kemudian menyandera semua proses yang sedang berjalan di ASEAN. Kami ingin pastikan proses ini berjalan terus," ujar Retno

2. Cuma Myanmar yang bisa membantu keluar dari krisis

Twitter.com/Myanmar Now

Retno juga menegaskan kembali posisi Indonesia sampai saat ini masih konsisten dalam mengimplementasikan five point consensus (5PC). Dia berharap, seluruh pemimpin ASEAN bisa mengimplementasikannya.

"Jadi, ingin implementasi five-point consensus ini menjadi platform utama mekanisme utama dari ASEAN untuk berkontribusi untuk membantu Myanmar keluar dari krisis politiknya," tutur Retno.

Namun, Retno menyatakan sebenarnya yang bisa menyelamatkan Myanmar, hanya bangsanya sendiri. Adapun Indonesia dan negara ASEAN lainnya, cuma bisa membantu.

"Mereka ini kan negara yang berdaulat, jadi kami selalu sampaikan siap bantu sebagai keluarga, siap bantu dan teman-teman tahu sejarah Myanmar sangat kompleks. Tapi, kami sebagai keluarga siap bantu," ujarnya.

Baca Juga: Presiden Jokowi: ASEAN Relevan Bagi Rakyat

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya