TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Menlu RI-Portugal Bahas Bentuk Kerja Sama yang Potensial, Apa Saja?

Fokus di dua bidang: energi terbarukan dan ekonomi hija

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menerima kunjungan Menteri Luar Negeri Portugal João Gomes Cravinho. (IDN Times/Sonya Michaella)

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Portugal Joao Gomes Cravinho mengungkapkan potensi hubungan antara Indonesia dan Portugal sangatlah besar. Hal itu disampaikan Cravinho saat berkunjung untuk pertama kalinya ke Jakarta.

“Melihat ke masa depan, kita memiliki peluang untuk memperluas kerja sama, seperti energi terbarukan dan ekonomi hijau, yang kini sedang didalami Portugal dan Indonesia,” kata Cravinho, dalam konferensi pers di Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta, Senin (24/3/2023).

“Dengan fokus kepada dua bidang tersebut, saya percaya bahwa kita dapat mengembangkan kepentingan bersama untuk ke depannya dan tentu dapat mendekatkan kedua masyarakat kita,” lanjutnya lagi.

Baca Juga: Investasi Portugal di RI Capai 2 Ribu Persen dalam 3 Tahun

Baca Juga: Skandal Korupsi Maskapai BUMN, Portugal Bongkar Pasang Kabinet 

1. Dukung Indonesia-EU CEPA cepat rampung

Bendera Uni Eropa dan beberapa bendera anggota dari Uni Eropa. (Pixabay.com/Dusan_Cvetanovic)

Sementara itu, Cravinho juga mendukung selesainya perundingan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Uni Eropa atau Indonesia-EU CEPA.

‘Saya percaya perjanjian ini sangat penting untuk kerja sama ekonomi, perdagangan dan investasi untuk hubungan Indonesia dan Uni Eropa,” tegasnya.

Tak sekadar perjanjian perdagangan, menurutnya, Indonesia-EU CEPA memiliki nilai politik dan kemitraan strategis.

2. Ada peningkatan impor minyak sawit Indonesia oleh Portugal

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menerima kunjungan Menteri Luar Negeri Portugal João Gomes Cravinho. (IDN Times/Sonya Michaella)

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengatakan dirinya membahas minyak kelapa sawit dengan Menlu Portugal. Menurutnya, ada peningkatan impor minyak kelapa sawit sebesar 77 persen dari 2019 hingga 2022 dari Portugal.

“Kenaikan tersebut diakibatkan oleh insentif dari impor turunan minyak sawit seperti bahan baku biodesel,” tutur Retno lagi.

“Saya menghargai kepercayaan Portugal terhadap minyak sawit dari Indonesia dan sekaligus saya sampaikan soal kekhawatiran Indonesia terkait kebijakan diskriminatif Uni Eropa, EUDR,” lanjut dia.

Baca Juga: Tony Blair Siap Bantu RI Hadapi Ancaman UU Deforestasi Uni Eropa

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya