TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Perahu Nelayan Filipina Ditabrak di Laut China Selatan, 3 Tewas

Perahu nelayan ini ditabrak kapal tanker

Personel penjaga pantai Filipina sedang mengamati armada milik China di daerah Sabina Shoal, Kepulauan Spratly, Laut China Selatan pada 27 April 2021. (Facebook.com/Philippines Coast Guard)

Jakarta, IDN Times - Perahu nelayan Filipina di Laut China Selatan dilaporkan telah ditabrak kapal tanker minyak di wilayah Laut China Selatan. Akibatnya, tiga nelayan tewas.

Dilansir dari CNN, Rabu (4/10/2023), kapal tanker ini diketahui berbendera Kepulauan Marshall. Penjaga pantai Filipina menyebut insiden ini sebagai ‘tabrakan yang tidak disengaja’.

Presiden Filipina, Ferdinand ‘Bongbong’ Marcos mengatakan, Manila akan menyelidiki insiden tersebut untuk mengetahui penyebab pastinya.

“Kami akan melakukan segala uoaya untuk meminta pertanggungjawaban mereka atas insiden maritim ini,” kata Bongbong.

Baca Juga: 5 Masjid Paling Terkenal di Filipina, Ada yang Berwarna Pink!

1. Insiden terjadi dekat Scarborough Shoal

Insiden ini dilaporkan terjadi pada Senin pagi waktu setempat, sekitar pukul 04.20 dan lokasinya dekat dengan Scarborough Shoal yang disengketakan Filipina dengan China.

Bongbong kini memerintahkan penjaga pantai Filipina untuk menggelar penyelidikan terkait kecelakaan tersebut.

“Mari kita menahan diri untuk berspekulasi terkait insiden ini,” ujar Bongbong lagi.

2. Ketegangan antara Filipina dan China

potret kondisi di Laut China Selatan (pixabay.com/user1488365914)

Baru-baru ini, hubungan antara Filipina dan China cukup memanas lantaran Beijing memasang penghalang terapung di kawasan Laut China Selatan, yang kini sudah dicopot paksa oleh Filipina.

“Pembatas ini menimbulkan bahaya bagi navigasi dan jelas merupakan pelanggaran terhadap hukum internasional. Ini menghambat aktivitas penangkapan ikan dan mata pencaharian nelayan Filipina,” demikian pernyataan dari penjaga pantai Filipina, kala itu.

Baca Juga: China Usulkan Komunitas Maritim untuk Stabilitas Laut China Selatan

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya