TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mesir Bebaskan Aktivis HAM yang Lengserkan Presiden Hosni Mubarak

Revolusi terjadi saat Arab Spring 2011

Ilustrasi bebas (pixabay.com/Лечение наркомании)

Jakarta, IDN Times - Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi, pada Sabtu (19/8/2023), memberi pengampunan kepada sejumlah tahanan, termasuk aktivis pro-demokrasi terkemuka yakni Ahmed Douma.

Douma adalah tokoh penting revolusi 2011 yang mendorong lengsernya Presiden Hosni Mubarak. Pada 2019, ia dijatuhi hukuman 15 tahun penjara karena kerusuhan dan menyerang pasukan keamanan, mengubah hukuman 25 tahun sebelumnya yang dijatuhkan pada 2015.

“Presiden Abdel Fattah el-Sisi telah menggunakan kekuasaan konstitusionalnya untuk mengampuni beberapa tahanan termasuk Douma," kata pengacara Tarek Elawady, anggota komite pengampunan presiden.

Baca Juga: Kronologi Keributan Mahasiswa Indonesia di Mesir

1. Douma ditangkap saat kerusuhan tahun 2013

Ilustrasi parlemen (unsplash.com/Marco Oriolesi)

Dilansir Al Jazeera, pengacara hak asasi manusia (HAM) terkemuka Khaled Ali melalui media sosial mengatakan, ia sedang menunggu di luar penjara Badr di pinggiran Kairo untuk pembebasan Douma.

Sebelumnya, hakim memutuskan bahwa Douma jadi bagian dari kerumunan yang masuk ke parlemen dan melakukan perusakan. Hakim bahkan menyebut aksi mereka itu bak “iblis”.

Pria berusia 37 tahun itu ditangkap saat Mesir mengalami kerusuhan menyusul penggulingan terhadap pengganti Mubarak, Mohamed Morsi, oleh militer tahun 2013.

Pada 2021, Douma menerbitkan kumpulan puisi berjudul “Keriting”, yang ditulisnya saat ditahan di sel isolasi. Karyanya lantas ditampilkan di Pameran Buku Internasional Kairo, tetapi langsung ditarik otoritas karena alasan keamanan.

“Tidak ada waktu untuk depresi, tidak ada kesempatan untuk bersedih, banjir sedang mengamuk,” tulis Douma dalam salah satu puisinya.

2. Kelompok HAM geram karena penangkapan semakin gencar

Bulan lalu, Mesir juga membebaskan peneliti HAM Patrick Zaki dan pengacara Mohamed el-Baqer, dikutip dari WION News.

Presiden el-Sisi, eks panglima militer yang memimpin kudeta Morsi, berkali-kali dituduh dalangi tindak kekerasan tanpa henti terhadap para aktivis pro-demokrasi dan kelompok Islam.

Sejak akhir 2021, otoritas mengambil sejumlah langkah untuk menegakkan HAM, termasuk memberi amnesti ke beberapa tahanan terkemuka. Namun, langkah itu ditolak para kritikus karena penangkapan masih terus berlanjut, dilansir Reuters.

Baca Juga: Sejarah Bowling yang Sudah Ada Sejak Peradaban Mesir Kuno

Verified Writer

Syahreza Zanskie

Feel free to contact me! syahrezajangkie@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya