TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Rusia Tuduh Ukraina Coba Bunuh Putin Lewat Serangan Drone  

Drone tabrak menyerang istana Kremlin

Potret Presiden Rusia, Vladimir Putin (twitter.com/RussianEmbassy)

Jakarta, IDN Times - Rusia menuduh Ukraina mencoba membunuh Presiden Vladimir Putin dengan drone. Tuduhan itu dilontarkan usai pesawat nirawak menabrak Istana Kremlin pada Rabu (3/3/2023) malam.

Melansir Al Jazeera, pejabat Rusia mengatakan Putin tidak berada di Istana Kremlin saat terjadi serangan. Dia pun menyerukan Moskow untuk lakukan pembalasan.

“Kremlin telah menilai tindakan ini sebagai tindakan teroris yang direncanakan dan upaya pembunuhan terhadap presiden pada malam Hari Kemenangan, Parade 9 Mei,” lapor kantor berita negara RIA, menambahkan bahwa Putin berada di kediaman Novo Ogaryovo, di luar Moskow.

Baca Juga: Dianggap Serbarkan LGBT, Warga Jerman Dideportasi dari Rusia

1. Zelenskyy bantah coba bunuh Putin  

Potret Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky (instagram.com/zelenskiy_official)

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, membantah tuduhan tersebut. Dia mengatakan negaranya tidak menyerang Rusia atau presidennya.

“Kami tidak menyerang Putin, atau Moskow, kami berperang di wilayah kami,” kata Zelenskyy dalam konferensi pers di Helsinki, dilansir Al Arabiya.

Sementara itu, pejabat senior kepresidenan Ukraina Mykhailo Podolyak mengatakan, Kiev tidak ada hubungannya dengan insiden tersebut.

Podolyak menilai klaim Rusia adalah upaya untuk mencari kambing hitam. Ia pun meyakini bahwa Moskow sedang mempersiapkan serangan teroris berskala besar.

2. Putin tidak ada di Istana Kremlin saat terjadi serangan drone

Ilustrasi kota Moskow (pixabay.com/Vlad Vasnetsov)

Seorang analis pertahanan Rusia mengatakan, serangan terjadi di luar jam kerja.

“Pada malam hari, Putin tampaknya tidak berada di Kremlin. Dia pergi ke sana selama jam kerja dan tidak tinggal di sana,” kata Pavel Felgenhauer, analis pertahanan di Akademi Ilmu Pengetahuan Soviet, dikutip dari Al Jazeera.

Felgenhauer menambahkan, Rusia bisa memerintahkan pasukannya di Ukraina untuk menyerang kantor kepresidenan di Kiev tengah sebagai pembalasan.

Sementara, parlemen atau Duma Rusia yang merupakan sekutu Putin, Vyacheslav Volodin, menyerukan untuk menghancurkan rezim Kiev. 

"Tidak ada negosiasi yang dapat dilakukan dengan rezim Zelenskyy," ujarnya.

Baca Juga: Rusia Gandakan Produksi Rudal, Krisis Amunisi?

Verified Writer

Syahreza Zanskie

Feel free to contact me! syahrezajangkie@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya