TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Wajah Putin Cemberut saat Xi Jinping Singgung soal Perang Ukraina

Putin-Xi Jinping bertemu pada KTT OSC di Uzbekistan  

Presiden Rusia, Vladimir Putin (kiri) dan Presiden China, Xi Jinping (kanan) (twitter.com/SpokespersonCHN)

Tangerang Selatan, IDN Times - Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengakui bahwa ada sejumlah pertanyaan dan keprihatinan dari pemimpin China Xi Jinping mengenai perang di Ukraina. Hal itu disampaikan saat keduanya bertemu di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Organisasi kerjasama Shanghai (OSC) di Uzbekistan, Kamis (15/9/2022).

Pada Februari lalu, tepatnya sebelum Perang Rusia-Ukraina dimulai, Putin mengunjungi Beijing dan bertemu dengan Xi. Alhasil, keduanya menyepakati perjanjian yang disebutnya sebagai kemitraan tanpa batas.

Baca Juga: Zelenskyy Gelar Upacara Bendera di Kota yang Dibebaskan dari Rusia

1. Putin hargai kekhawatiran dari Xi 

Menurut laporan Reuters, dinamika pertemuan di Samarkand itu terasa agak berbeda. Dengan ekspresi wajah yang cemberut, Putin mengatakan bahwa dia sangat menghargai “posisi seimbang teman-teman China kami, sehubungan dengan krisis Ukraina."

“Kami memahami pertanyaan Anda dan kekhawatiran Anda dalam hal ini dan selama pertemuan hari ini, tentu saja, kami akan menjelaskan secara rinci posisi kami tentang masalah ini, meskipun kami telah membicarakannya sebelumnya,” tambah Putin, menurut kantor berita Rusia TASS.

Secara terbuka, Beijing juga menolak untuk membuat pernyataan publik tentang Ukraina. 

“Dunia sedang mengalami banyak perubahan sekarang, satu-satunya yang konstan adalah persahabatan dan rasa saling percaya antara Rusia dan China,” kata Putin.

2. Xi apresiasi Rusia terhadap prinsip One China Policy

Dalam media versi China, Xi tidak menyebut satu kata-pun mengenai Ukraina. Dia juga tidak mengungkit kemitraan tanpa batas yang disepakati bersama Rusia.

“Sejak awal tahun ini, China dan Rusia telah mempertahankan komunikasi strategis yang efektif. Kedua negara telah berkoordinasi erat di panggung internasional untuk menjaga norma-norma dasar hubungan internasional,” kata Xi, menurut CCTV.

China juga berjanji akan memperdalam hubungan pertanian, perdagangan dan konektivitas bersama Rusia.

“Xi memuji Rusia karena berpegang pada Prinsip one China policy dan menekankan bahwa Taiwan adalah bagian dari China,” kata pernyataan Beijing, yang mengapresiasi sikap Rusia terhadap masalah Taiwan. 

Hubungan dengan Moskow memaksa Xi untuk memanfaatkan langkah geopolitik sebagus mungkin. Meski memposisikan diri sebagai sekutu Rusia untuk melawan Amerika Serikat  dan NATO, pihaknya tidak ingin sepenuhnya mengasingkan hubungan dengan Washington atau Uni Eropa. Hal itu untuk menghindari sanksi atau masalah ekonomi lainnya karena dianggap membantu Rusia dalam perangnya di Ukraina.

Baca Juga: AS Tuduh Rusia Kucurkan Rp4,4 T untuk Intervensi Politik Negara Lain

Verified Writer

Syahreza Zanskie

Feel free to contact me! syahrezajangkie@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya