G20 Sepakat Bantu Atasi Krisis Kemanusiaan di Afghanistan
Uni Eropa menjanjikan satu miliar euro untuk Afghanistan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times – Kelompok negara G20 sepakat untuk bekerja sama menghindari bencana kemanusiaan di Afghanistan, meski terpaksa berkoordinasi dengan Taliban dalam proses distribusi bantuan. Pernyataan itu disampaikan Perdana Menteri Italia, Mario Draghi, saat pertemuan puncak darurat pada Selasa (12/10/2021).
Dilansir Al Jazeera, Uni Eropa (UE) juga membuka pertemuan dengan menjanjikan satu miliar euro (sekitar Rp16,4 triliun) untuk kebutuhan kemanusiaan yang mendesak di Afghanistan. Uang tersebut juga dialokasikan bagi negara-negara tetangga yang menampung warga Afghanistan, yang melarikan diri sejak Taliban menguasai Kabul pada 15 Agustus 2021.
“Pada dasarnya ada konvergensi pandangan tentang perlunya menangani keadaan darurat kemanusiaan,” kata Draghi.
Baca Juga: Taliban Minta Menlu Afghanistan Berbicara di Sidang Majelis Umum PBB
1. Cegah bencana kemanusiaan terjadi di Afghanistan
Sejumlah kepala negara turut hadir dalam pertemuan yang dihelat secara virtual, termasuk Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Perdana Menteri India Narendra Modi. Namun, Presiden China Xi Jiping dan Presiden Rusia Vladimir Putin tidak hadir langsung.
Menurut Draghi, ketidakhadiran dua pemimpin itu tidak mengurangi nilai pertemuan.
“Ini adalah respons multilateral pertama terhadap krisis Afghanistan, multilateralisme akan kembali, dengan susah payah, tetapi akan kembali lagi,” ujar Draghi.
Ada kesepakatan bulat di antara para anggota tentang perlunya meringankan krisis di Afghanistan. Taliban saat ini belum bisa mengakses cadangan devisa di luar negeri karena masih dibekukan, sehingga bank di Afghanistan mulai kehabisan uang dan kesulitan menggaji para pegawai.
Di sisi lain, harga pangan juga melonjak dan jutaan orang berisiko mengalami kelaparan parah saat musim dingin yang semakin dekat.
Baca Juga: Taliban ke AS: Jangan Ikut Campur Pemerintahan Afghanistan