Gelombang Kedua COVID-19, Israel Terapkan Lockdown Lagi Hingga 3 Pekan
Israel akan merugi hingga Rp28 triliun
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan pemberlakuan kembali penguncian wilayah (lockdown) hingga tiga pekan ke depan. Kebijakan ini diambil untuk menanggulangi gelombang kedua pandemik COVID-19 yang situasinya semakin meresahkan.
Pada akhir Maret hingga awal Mei lalu, Israel sempat memberlakukan lockdown. Pengetatan itu dihentikan ketika temuan kasus hanya dua digit per hari. Namun, sejak pertengahan Juli, seiring dibukanya aktivitas ekonomi, rata-rata temuan kasusnya lebih dari seribu sehari. Puncak tertingginya pada 10 September 2020, dengan 4.429 kasus baru.
Dilansir dari worldmeters.info, data per Senin (14/9/2020) menunjukkan total kasus positif di Israel mencapai 155.604 kasus, dengan 1.119 di antaranya berakhir kematian.
Baca Juga: Tuntut PM Netanyahu Mundur, Ribuan Warga Israel Bentrok dengan Polisi
1. Lockdown dilakukan menyambut hari besar Yahudi
Kebijakan itu menuai kritik publik karena Netanyahu dinilai terlambat dalam menerapkan lockdown. Di samping itu, lockdown juga akan mengganggu perayaan hari besar Yahudi, salah satunya Yom Kippur, yang jatuh pada 27 September 2020.
Terlepas dari segala kritik, Netanyahu berdalih bahwa keputusannya diambil atas pertimbangan kebaikan publik.
“Ini bukan hari libur sebagaimana kita lalui biasanya. Dan kita dipastikan tidak bisa merayakan (hari libur) dengan keluarga besar kita,” kata Netanyahu dilansir dari BBC, Senin.
Baca Juga: Gagal Tangani COVID-19, Kediaman Netanyahu Digeruduk Ribuan Demonstran