TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Gelombang Kedua COVID-19, Israel Terapkan Lockdown Lagi Hingga 3 Pekan

Israel akan merugi hingga Rp28 triliun

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis di Yerusalem, pada 16 Juni 2020. ANTARA FOTO/Debbie Hill/Pool via REUTERS

Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan pemberlakuan kembali penguncian wilayah (lockdown) hingga tiga pekan ke depan. Kebijakan ini diambil untuk menanggulangi gelombang kedua pandemik COVID-19 yang situasinya semakin meresahkan.
 
Pada akhir Maret hingga awal Mei lalu, Israel sempat memberlakukan lockdown. Pengetatan itu dihentikan ketika temuan kasus hanya dua digit per hari. Namun, sejak pertengahan Juli, seiring dibukanya aktivitas ekonomi, rata-rata temuan kasusnya lebih dari seribu sehari. Puncak tertingginya pada 10 September 2020, dengan 4.429 kasus baru.
 
Dilansir dari worldmeters.info, data per Senin (14/9/2020) menunjukkan total kasus positif di Israel mencapai 155.604 kasus, dengan 1.119 di antaranya berakhir kematian.

Baca Juga: Tuntut PM Netanyahu Mundur, Ribuan Warga Israel Bentrok dengan Polisi

1. Lockdown dilakukan menyambut hari besar Yahudi

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. ANTARA FOTO/REUTERS/Francois Lenoir

Kebijakan itu menuai kritik publik karena Netanyahu dinilai terlambat dalam menerapkan lockdown. Di samping itu, lockdown juga akan mengganggu perayaan hari besar Yahudi, salah satunya Yom Kippur, yang jatuh pada 27 September 2020.
 
Terlepas dari segala kritik, Netanyahu berdalih bahwa keputusannya diambil atas pertimbangan kebaikan publik.
 
“Ini bukan hari libur sebagaimana kita lalui biasanya. Dan kita dipastikan tidak bisa merayakan (hari libur) dengan keluarga besar kita,” kata Netanyahu dilansir dari BBC, Senin.

2. Berikut sejumlah pengetatan baru yang akan berlaku hingga tiga pekan ke depan

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Menteri untuk Pemerataan Sosial Gila Gamliel (ki) dan Sekretaris Kabinet Tzachi Braverman (ka) menghadiri rapat kabinet mingguan di kantor Netanyahu di Yerusalem, pada 1 Desember 2019. ANTARA FOTO/Abir Sultan/Pool via REUTERS

Berikut skema lockdown di Israel yang akan diberlakukan hingga tiga minggu ke depan adalah:

  • Pembatasan berkumpul kurang dari 10 orang di dalam ruangan dan 20 orang di luar ruangan.
  • Sekolah dan pusat perbelanjaan akan ditutup.
  • Warga Israel hanya diizinkan beraktivitas dalam radius 500 meter dari rumahnya, kecuali untuk bekerja.
  • Kantor bisnis dan non-pemerintahan tetap buka namun tidak diizinkan menerima pelanggan.
  • Supermarket (penyedia kebutuhan pokok) dan toko obat tetap buka untuk publik.

3. Israel mengalami kerugian ekonomi hingga US$1,88 miliar

Ilustrasi ekonomi terdampak pandemik COVID-19 (IDN Times/Arief Rahmat)

Lockdown kedua tentu akan memberikan dampak ekonomi luar biasa, apalagi Israel kini dihantui resesi ekonomi imbas pandemik COVID-19. Kementerian Keuangan Israel memprediksi kerugian akibat kebijakan ini mencapai US$1,88 miliar atau sekitar Rp28 triliun.
 
“Kita harus bergerak maju, untuk mengambil segala kebijakan yang diperlukan demi Israel di era corona, dan itu (lockdown) adalah apa yang akan kita lakukan pada masa ini,” kata Netanyahu.
 

Baca Juga: Gagal Tangani COVID-19, Kediaman Netanyahu Digeruduk Ribuan Demonstran

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya