TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

India Laporkan 45 Ribu Kasus Infeksi Jamur Hitam, 4.200 Meninggal

Jamur hitam ditetapkan sebagai epidemi di India sejak Mei

Kremasi masal korban tewas akibat terinfeksi virus corona (COVID-19), terlihat di sebuah lapangan krematorium di New Delhi, India, Kamis (22/4/2021). Gambar diambil menggunakan drone. ANTARA FOTO/REUTERS/Danish Siddiqui

Jakarta, IDN Times - Kementerian Kesehatan India mencatat lebih dari 45 ribu orang terinfeksi penyakit jamur hitam yang mematikan selama dua bulan terakhir. Penyakit ini memperburuk situasi kesehatan di India yang sedang luluh lantak akibat pandemik COVID-19.

Menteri Kesehatan Muda India, Bharati Pravin Pawar, mengatakan kepada parlemen pada Selasa (20/7/2021) bahwa lebih dari 4.200 orang telah meninggal karena jamur yang memiliki nama ilmiah mucormycosis, sebagaimana dilaporkan Channel News Asia.

Baca Juga: PM India Dijadwalkan Bertemu dengan Pejabat Kashmir Pro-India

Baca Juga: India Instruksikan Hapus Konten soal COVID-19 Varian India

1. Terjadi lonjakan infeksi jamur hitam akibat COVID-19

Seorang pasien dengan gangguan pernapasan berbaring di dalam mobil sambil menunggu untuk masuk rumah sakit COVID-19 untuk perawatan, di tengah penyebaran penyakit virus corona (COVID-19), di Ahmedabad, India, Kamis (22/4/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Amit Dave

Infeksi jamur hitam sebelumnya sangat jarang terjadi. Namun, kasus ini membengkak selama pandemik dan kebanyakan menjangkit pasien setelah pemulihan dari COVID-19.

Jamur hitam adalah penyakit yang sangat agresif. Dalam penanganannya, ahli bedah terpaksa untuk menghilangkan mata, hidung, dan rahang pasien demi menghentikan penyebaran ke otak. Angka kematiannya lebih dari 50 persen.

2. Umumnya hanya 20 orang yang terinfeksi jamur hitam setiap tahun

Petugas medis melakukan tes usap (swab) dari seorang pria di tengah penyebaran virus corona (COVID-19), di pusat uji, di New Delhi, India, Jumat (9/10/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Anushree Fadnavis)

Menurut data pemerintah India, jumlah kasus tertinggi dilaporkan di negara bagian barat Maharashtra, yaitu 9.348 kasus.

India hanya menangani rata-rata 20 kasus per tahun sebelum pandemik, hanya orang dengan kekebalan tubuh buruk yang akan terinfeksi penyakit ini, termasuk mereka yang memiliki catatan kadar gula tinggi, HIV, atau penerima transplantasi organ.

Para ahli mengaitkan peningkatan baru-baru ini dengan penggunaan steroid yang berlebihan untuk mengobati COVID-19.

Baca Juga: Kasus COVID-19 Melonjak, Peminat Plasma Konvalesen Antre 4 Ribu Orang 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya