Ketiga Kalinya, AS Veto Resolusi DK PBB terkait Israel-Palestina
AS klaim mereka bekerja keras untuk menyudahi krisis
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Pertemuan darurat Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) yang ketiga dalam sepekan, menanggapi serangan mematikan Israel di Gaza, berakhir tanpa hasil konkret. Sebab, Amerika Serikat (AS) memblokir pernyataan bersama yang menyerukan gencatan senjata segera antara Israel dengan Hamas.
Dilansir dari Al Jazeera, pertemuan pada Minggu (16/5/2021) itu terjadi setelah AS dua kali memblokir resolusi pekan lalu, yang mengutuk tanggapan militer Israel dan menyerukan gencatan senjata. Hampir 200 orang, termasuk 58 anak-anak, tewas dalam pengeboman hebat di daerah dengan populasi dua juta orang.
Israel berdalih agresi yang mereka lakukan merupakan balasan atas serangan roket Hamas. Di sisi lain, Hamas yang berbasis di Gaza mengatakan, serangannya merupakan tanggapan terhadap kebijakan Israel tentang pemindahan paksa warga Palestina di Sheikh Jarrah, Yerusalem Timur.
Baca Juga: Joe Biden Bergerak Tanggapi Konflik Palestina-Israel
1. AS terlihat tidak ingin menekan Israel
Pertemuan dewan yang terakhir berlangsung sangat lamban, menandakan Presiden AS Joe Biden tidak ingin memberi tekanan publik terhadap Israel. Menanggapi dua putaran sebelumnya, Tiongkok menyebut AS sebagai satu-satunya anggota tetap DK PBB, pemilik hak veto, yang tidak sepakat dengan resolusi untuk mengutuk Israel.
Kritikus, termasuk anggota Partai Demokrat, menuduh pemerintah menutupi serangan Israel, yang menyebabkan ribuan orang terluka dan lebih dari 250 ribu orang kehilangan akses terhadap air bersih.
Meski begitu, Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield mengatakan Washington telah bekerja dengan sangat keras melalui saluran diplomatik untuk menyudahi krisis yang meletus sejak 10 Mei 2021.
"Amerika Serikat telah menjelaskan bahwa kami siap untuk memberikan dukungan dan jasa baik, jika pihak-pihak tersebut mengupayakan gencatan senjata," katanya.
Pada Senin (17/5/2021), seorang pejabat senior Fatah mengatakan kepada Al Jazeera bahwa mereka kecewa dengan posisi AS.
"Getaran positif dan serius dalam seruan Biden baru-baru ini kepada Presiden Abbas tidak mencerminkan posisi AS di Dewan Keamanan PBB Selasa lalu," tutur anggota Komite Sentral Fatah Sabri Saidam, merujuk pada pembicaraan antara Biden dengan pemimpin Palestina pada Sabtu lalu.
Baca Juga: Jokowi Minta PBB Tindak Tegas Pengusiran Paksa Warga Palestina
Baca Juga: Begini Awal Konflik Israel-Palestina yang Jadi Perhatian Dunia