TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kisah Warga Palestina: Rumah Kami Dikepung Tentara Israel Tengah Malam

Warga Palestina diperlakukan seperti teroris

Tentara Israel berdiri di samping pembakaran ban saat warga Palestina mengambil bagian dalam protes anti-Israel atas ketegangan di Yerusalem, di Hebron di West Bank yang diduduki Israel, Senin (26/4/2021). (ANTARA FOTO/REUTERS/Mussa Qawasma/AWW)

Jakarta, IDN Times - Minggu, 12 Desember 2021 pukul satu dini hari, gedoran keras pintu depan membangunkan Mahmoud Salhab dari tidur nyenyaknya. Lelaki 57 tahun itu terkejut tak kepalang, ketika melihat selusin tentara Israel berbaris kemudian menyerbu rumahnya.

Seluruh penghuni rumah diteriaki dan diserang. Para prajurit memaksa semua anggota keluarga berkumpul di satu ruangan.

“Siapa pun yang mencoba berbicara dengan tentara, akan dipukuli,” cerita Mahmoud kepada Middle East Eye.

Sebenarnya, bukan kali pertama militer Israel menggeledah rumah warga Palestina. Tapi, kejadian terbaru ini tercatat sebagai insiden paling kejam. Tidak ada satu pun orang yang tidak dipukul dengan gagang senjata. Mereka bahkan menangkap Anas Salhab, setelah dipukuli sampai pingsan.

Baca Juga: PM Israel: Tidak Ada Tempat untuk Konsulat Palestina di Yerusalem

1. Israel tidak izinkan ambulans memberikan pertolongan

Tuntutan para warga Palestina untuk membebaskan para tahanan Palestina. (Twitter.com/PalPrisoners)

Lebih nahas lagi, para tentara mencegah ambulans Palestina mendekati kediaman Mahmoud. Mereka baru mendapat perawatan medis 90 menit, setelah para tentara pergi.

“Saya dan saudara laki-laki saya dan empat putra kami, dibawa ke Rumah Sakit Pemerintah Hebron. Kami mengalami memar yang parah, dan banyak dari kami merasa sakit perut. Bahkan sekarang, kami menderita sakit dan sulit berdiri atau bergerak,” kata Mahmoud.

Seluruh keluarga Mahmoud mengalami trauma. Seorang gadis kecil dalam keluarga Mahmoud dibawa ke rumah sakit karena kejang-kejang akibat syok.

“Kami tidak bisa memahami apa yang kami alami. Seolah-olah kami berada dalam mimpi buruk kolektif, di mana kami tidak bisa bangun,” ujar Mahmoud.

2. Tentara Israel hanya ingin menyerang warga Palestina

Warga Palestina terlihat melalui rumah yang rusak saat mereka berkumpul setelah serangan udara Israel, akibat konflik Israel-Palestina, di selatan Jalur Gaza, Rabu (12/5/2021). (ANTARA REUTERS / Ibraheem Abu Mustafa/aww.)

Penggerebekan tengah malam, seperti yang dirasakan keluarga Mahmoud, merupakan salah satu cara yang dilakukan tentara Israel untuk meneror warga Palestina. Yang meresahkan adalah insiden seperti itu terjadi di rumah mereka sendiri.  

Addameer, kelompok HAM Palestina, menyebut aparat Israel ingin membangun kesan, bahkan di ruang teraman sekali pun warga Palestina tidak akan bisa tidur tenang. Sejauh ini, ada lebih dari 4.500 tahanan Palestina yang mendekam di penjara Israel.

Skala kekerasan sepanjang 2021 semakin meningkat. Bukan hanya perusakan properti, tapi interogasi di lapangan, penghinaan verbal, hingga serangan fisik.

Pada 25 November, serangan serupa terjadi di rumah Ali Nassar di Desa Silwad, sebelah timur Ramallah. Ali yang berusia 62 tahun itu bersama putranya, Imad dan Shehadeh, dipukuli tentara Israel.

Imad ditangkap tentara Israel pada tiga kesempatan terpisah sejak dia berusia 16 tahun. Dia bercerita, selama interogasi, dia didorong ke dinding dan dipukuli tentara.  

"Ayah dan saudara laki-laki saya tidak bisa berdiri, mereka hanya menonton dan mencoba membantu saya, tapi tentara malah memukuli kami semua,” ungkap dia.

Setelah dipukuli, Imad dibawa ke salah satu ruangan. Dia mendengar penuturan komandan batalion Israel kepada rekan-rekannya. 

“Kami tidak datang untuk menangkap siapa pun atau melakukan pencarian, kami datang untuk memukuli mereka dan pergi,” kata Imad, menirukan ucapan komandan batalion Israel. 

“Mereka tidak mengajukan satu pertanyaan pun kepada kami, dan mereka tidak menggeledah rumah. Mereka hanya memukuli kami dan pergi, persis seperti yang dikatakan petugas,” sambung Imad.

Baca Juga: Presiden Palestina Kunjungi Israel untuk Dialog Keamanan, Hamas Geram!

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya