Laporan Lengkap WHO soal Asal-Usul COVID-19 Dirilis Pekan Ini
WHO belum yakin soal sumber virus corona
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Tim peneliti gabungan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang ditugaskan menelusuri asal-usul COVID-19 berjanji, akan menerbitkan hasil laporan penyelidikan di Wuhan, Tiongkok pekan ini.
Sebelumnya, sekelompok ilmuwan yang diketuai Peter Ben Embarek itu telah merilis ringkasan eksekutif selama kurang lebih satu bulan di Tiongkok. Hasilnya, tidak ditemukan bukti kuat virus corona berasal dari Tiongkok. Amerika Serikat (AS) kecewa dengan hasil temuan tersebut.
Sebaliknya, Beijing justru mengapresiasi laporan karena selaras dengan bantahan pemerintah selama ini, bahwa SARS-CoV-2 tidak berasal dari Tiongkok, sekali pun kasus pertama muncul di pasar ikan Wuhan.
Baca Juga: Misi Ilmuwan WHO di Wuhan Usai: Sumber COVID-19 Masih Misterius
1. Memperitmbangkan seluruh hipotesis
Dilansir dari Channel News Asia, WHO akan mempertimbangkan seluruh hipotesis untuk menjelaskan genealogi virus yang telah membunuh 2,6 juta umat manusia itu.
Sejauh ini, hipotesis yang paling kuat adalah COVID-19 berasal dari kelelawar. Namun, dari puluhan ribu sampel hewan yang telah diteliti, WHO belum mengetahui hewan apa yang mentransmisikan virus corona dari kelelawar menuju manusia.
Hipotesis kedua, virus mematikan ini datang bersama makanan beku yang diimpor ke Tiongkok. Virus ini menular bersama makanan yang dikonsumsi. Sebab, setelah memeriksa bank darah, tim tidak menemukan riwayat gejala penyakit seperti COVID-19.
“Kemungkinan benar asalnya bukan di luar kemasan (ada di dalam daging beku),” kata ahli virologi asal Belanda Marion Koopmans.
Di luar dua hipotesis itu, mantan Presiden AS Donald Trump memunculkan teori lain, yaitu virus corona berasal dari kebocoran laboratorium Institut Virologi Wuhan. Tim yang telah mengunjungi lokasi tersebut menjamin, tidak mungkin virus bisa melewati protokol keamanan laboratorium yang sangat ketat.
Meski para peneliti telah membantah dan mengesampingkan teori ini, Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus memastikan, semua hipotesis tetap dijabarkan dalam laporan sebagai bentuk transparansi atas penelitian.
Baca Juga: Tak Puas dengan Temuan WHO di Wuhan, AS Telusuri Sendiri Asal Corona