TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

PBB: Pariwisata Global Diprediksi Merugi Rp28.666 Triliun gegara COVID

Pertumbuhan pariwisata global 2021 mandek

Ilustrasi pariwisata (IDN Times/Arief Rahmat)

Jakarta, IDN Times – Badan pariwisata Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNWTO) menyampaikan, pandemik COVID-19 akan menyebabkan sektor pariwisata global kehilangan pendapatan sebesar 2 triliun dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp28.666 triliun pada 2021.

Dilansir dari AFP, di tahun kedua pandemik, PBB juga menyebut pemulihan sektor pariwisata global berjalan sangat rapuh dan lambat. Prediksi itu disampaikan ketika dunia sedang bergulat dengan varian Omicron, mutasi terbaru virus corona yang pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan.

Berdasarkan kalkulasi UNWTO, kedatangan turis internasional tahun ini diprediksi mandek pada angka 70-75 persen dari 1,5 miliar kedatangan internasional tahun 2019. Angka tersebut tidak jauh berbeda dengan penurunan pariwisata global pada 2020.

Baca Juga: 2 Strategi Sandiaga Hadapi Varian Omicron untuk Pariwisata

Baca Juga: Australia Klaim sebagai Negara Paling Siap Hadapi Varian Omicron

1. Vaksinasi yang tidak merata jadi masalah untuk menumbuhkan pariwisata

Ilustrasi Pariwisata (IDN Times/Arief Rahmat)

UNWTO yang ditugaskan untuk mempromosikan pariwisata global juga tidak memiliki perkiraan, bagaimana prospek pariwisata global di masa mendatang.

"Meskipun ada perbaikan baru-baru ini, tingkat vaksinasi yang tidak merata di seluruh dunia dan jenis baru COVID-19 dapat berdampak pada pemulihan yang sudah lambat dan rapuh," katanya dalam sebuah pernyataan.

Kebijakan pembatasan dan penguncian di beberapa negara menunjukkan betapa pandemik COVID-19 kerap menimbulkan situasi yang tak terduga.

"Ini adalah krisis sejarah dalam industri pariwisata, tetapi sekali lagi pariwisata memiliki kekuatan untuk pulih cukup cepat. Saya sangat berharap 2022 akan jauh lebih baik dari 2021,” kata kepala UNWTO, Zurab Pololikashvili.

Baca Juga: Cegah Omicron, Ini Aturan Lengkap Perjalanan Internasional yang Baru

2. Aturan pembatasan di setiap negara harus sama

Ilustrasi lockdown (IDN Times/Arief Rahmat)

Selain bergulat dengan varian baru, sektor pariwisata juga bergulat dengan tekanan ekonomi, lonjakan harga minyak, dan gangguan rantai pasokan. Pololikashvili mendesak negara-negara untuk menyelaraskan protokol dan pembatasan virus, karena wisatawan mancangera kerap bingung dan tidak tahu cara bepergian di tengah aturan yang dinamis.

Kedatangan turis internasional meningkat kembali selama musim panas di wilayah utara, karena kebijakan vaksinasi yang cepat dan pelonggaran terhadap pembatasan masuk. Karena kebijakan itu turis asing semakin yakin untuk melakukan perjalanan internasional.

"Meskipun ada peningkatan pada kuartal ketiga, laju pemulihan tetap tidak merata di seluruh dunia,” tambahnya.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya