TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Penembakan di Dekat Istana, Ada Upaya Kudeta di Guinea-Bissau

Presiden sebut kudeta gagal, kondisi negara aman dan stabil

Ilustrasi penyerangan (IDN Times/Arief Rahmat)

Jakarta, IDN Times - Tembakan keras terdengar di Bissau, ibu kota Guinea-Bissau, dekat pusat pemerintahan. Presiden Umaro Sissoco Embalo menyebut aksi itu sebagai serangan yang gagal terhadap demokrasi.

Dilansir dari Al Jazeera, sekelompok orang bersenjata mengepung istana pemerintah pada Selasa (1/2/2022). Saat itu, Presiden Embalo dan perdana Menteri Nuno Gomes Nabiam dikabarkan sedang menghadiri rapat kabinet.

Kejadian tersebut menyebabkan istana pemerintah rusak dan beberapa petugas keamanan meninggal dunia.

Baca Juga: Negara-Negara Afrika Barat yang Alami Kudeta dan Penyebabnya

Baca Juga: Kaleidoskop 2021: 7 Pemimpin Negara yang Kehilangan Kekuasaannya

1. Presiden sebut kondisi saat ini sudah stabil

Presiden Guinea-Bissau, Umaro Sissoco Embalo (Instagram/presidente_sissoco)

Beberapa jam setelah penembakan, Embalo mengabarkan bahwa beberapa orang yang terlibat telah ditangkap. Dia juga menyampaikan, upaya kudeta yang gagal itu terjadi karena para tersangka berusaha menghentikan pemerintah dalam memerangi narkoba dan korupsi.

“Semua baik-baik saja dan semuanya terkendali,” kata Embalo kepad AFP.

Embalo berencana untuk mengadakan konferensi pers pada Selasa malam waktu setempat, untuk memberikan penjelasan kepada masyarakat tentang apa yang terjadi.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Portugal mengatakan, Embalo telah berada di kediaman resminya, namun dia tidak bisa memastikan apakah serangan terhadap pemerintah telah berakhir.

Di tengah ketegangan, pemerintah menutup pasar tradisional dan bank. Kendaraan militer juga lalu-lalang sembari bersiaga. Jika penyerangan dikonfirmasi sebagai kudeta, maka ini akan menjadi kudeta kedua di Afrika Barat dalam beberapa minggu terakhir, setelah militer merebut kekuasaan di Burkina Faso pekan lalu.

2. Sikap organisasi kawasan terhadap penembakan di Guinea-Bissau

Ilustrasi Gedung Uni Afrika di Addis Ababa, Ethiopia (IDN Times/Uni Lubis)

Sementara itu, blok regional Afrika Barat ECOWAS mengutuk apa yang digambarkannya sebagai upaya kudeta di Guinea-Bissau, yang memiliki sejarah ketidakstabilan politik.

“ECOWAS mengikuti dengan sangat prihatin perkembangan situasi di Guinea-Bissau. ECOWAS mengutuk upaya kudeta ini dan meminta militer bertanggung jawab atas keselamatan Presiden Umaro Sissoco Embalo dan anggota pemerintahannya,” demikian sikap organisasi tersebut.

Uni Afrika turut menyampaikan keprihatinannya atas apa yang terjadi di negara tersebut dan meminta militer untuk segera membebaskan anggota pemerintah yang ditahan.

"Presiden Komisi Uni Afrika, Moussa Faki Mahamat, menyerukan kepada militer untuk kembali ke barak tanpa penundaan, dan untuk melindungi keselamatan fisik Presiden Umaro Sissoco Embalo dan anggota pemerintahannya, dan untuk segera membebaskan mereka yang ditahan,” katanya,” kata Uni Afrika.

Negara Afrika Barat itu telah mengalami empat kudeta militer sejak memperoleh kemerdekaan pada 1974, yang terbaru pada 2012.

Baca Juga: PBB: Aksi Protes Tolak Kudeta Myanmar Renggut 1.500 Nyawa

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya