Perusuh Capitol Akui Ikut Kerusuhan karena Terhasut Pidato Trump
Trump kini disalahkan supaya para tersangka bisa bebas
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Sejumlah tersangka yang ditahan karena terlibat dalam kerusuhan dan perusakan Gedung Capitol pada 6 Januari 2021, mengaku terhasut oleh pidato mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Mereka berharap bisa dibebaskan karena mengalihkan dakwaan kepada Trump.
Dilansir Reuters, Emanuel Jackson, lelaki berusia 20 tahun asal Washington, ditetapkan sebagai tersangka karena tertangkap video melawan polisi dengan tongkat besi ketika menyerbu Capitol.
Jackson yang sedang menunggu jadwal persidangan di pengadilan federal mengajukan pembelaan hukum baru. Dia berusaha menyalahkan Trump atas hasutan “stop the steal”, yaitu hentikan pencurian suara yang seharusnya dimiliki oleh Trump, namun karena kecurangan, suara tersebut beralih untuk Joe Biden.
Baca Juga: Picu Kerusuhan di Capitol, Makin Banyak yang Putus Bisnis dengan Trump
1. Pengacara minta penetapan pelanggaran harus melihat konteks kerusuhan
Kuasa hukum Jackson, Brandi Harden, menulis dalam pengajuan pengadilan bahwa “sifat dan keadaan pelanggaran harus dilihat melalui lensa peristiwa yang diilhami oleh Presiden Amerika Serikat.”
Harden merujuk pada pidato yang sempat disampaikan Trump beberapa saat sebelum Kongres memulai prosesi pengesahan kemenangan Joe Biden-Kamala Harris. Trump mengatakan kepada pendukungnya untuk “berjuang mati-matian”. Jauh sebelumnya, melalui media sosial, politikus Partai Republik itu telah menggaungkan narasi kecurangan pemilu.
"Tampaknya (kerusuhan) terjadi secara spontan dan dipicu oleh pernyataan yang dibuat selama unjuk rasa,” tambah Harden.
Tersangka lainnya, Jacob Chansley, yang viral di media sosial karena mengenakan tanduk dan mengecat wajah selama kerusuhan, dan Dominic Pezzola, anggota kelompok ekstremis sayap kanan Proud Boys, juga menyalahkan Trump atas amukannya di Capitol.
"Bos negara itu berkata, 'Rakyat negeri ini, turunlah, beri tahu orang-orang apa yang Anda pikirkan.' Logisnya adalah dia mengundang kami (warga yang berkerumun) untuk turun (berbuat rusuh),” kata pembela Pezzola, Michael Scibetta.
Baca Juga: Pasca Kerusuhan Capitol, Twitter Tutup Permanen Akun Donald Trump