PM Jepang Temui Joe Biden, Ini Kesepakatan yang Dihasilkan
Keduanya siap pasang badan untuk Taiwan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Lawatan Perdana Menteri (PM) Jepang Yoshihide Suga ke Amerika Serikat (AS) untuk bertemu dengan Presiden Joe Biden menghasilkan sejumlah kesepakatan. Salah satu yang menjadi sorotan adalah kesepakatan kedua negara untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan.
Untuk pertama kalinya sejak 1969, pertemuan antara pemimpin Jepang dan AS yang berlangsung pada Jumat (16/4/2021), nama Taiwan kembali disebut sebagai fokus kebijakan luar negeri kedua negara.
Melalui pernyataan bersama bertajuk “Kemitraan Global Jepang-AS untuk Era Baru”, pengawasan terhadap Taipei dirasa perlu ditingkatkan menanggapi agresivitas Beijing di kawasan Pasifik dan Selat Taiwan.
"Kami berkomitmen untuk bekerja sama menghadapi tantangan dari China dan masalah-masalah seperti Laut China Timur, Laut China Selatan, serta Korea Utara, untuk memastikan masa depan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka," kata Biden pada konferensi pers bersama di White House Rose Garden pada Sabtu (17/4/2021), sebagaimana dikutip dari The Straits Times.
"Kami akan bekerja sama untuk membuktikan bahwa demokrasi masih dapat bersaing dan menang di abad ke-21," tambahnya.
Baca Juga: Bertemu PM Jepang, Biden Pamerkan Aliansi Antara Kedua Negara
Baca Juga: Sesumbar Joe Biden Amerika Tak Bisa Dikalahkan Tiongkok
1. Kesepakatan investasi melawan dominasi Tiongkok
Suga tercatat sebagai pemimpin negara yang pertama kali mengadakan pertemuan tatap muka sejak Biden berkantor di Ruang Oval. Selain kesepakatan soal Taiwan, kedua negara juga meluncurkan kemitraan baru bernama Competitiveness and Resilience Partnership (Core), yang bertujuan untuk memajukan inovasi, mengakhiri pandemik COVID-19, serta memerangi krisis iklim.
Di samping itu, AS juga akan menginvestasikan 2,5 miliar dollar AS (Rp36,3 triliun) dan Jepang berinvestiasi senilai 2 milliar dollar AS (Rp29,1 triliun) untuk mengembangkan, menyebarkan, serta mempromosikan jaringan 5G yang aman dan andal.
Keduanya juga sepakat untuk meningkatkan kerja sama dalam rantai pasokan untuk sektor-sektor penting seperti semikonduktor, dan mendorong penelitian di berbagai bidang, seperti kecerdasan buatan dan komputasi kuantum. Semua ini adalah area yang hendak didominasi Tiongkok.
"Teknologi itu diatur oleh norma demokrasi bersama yang kita berdua miliki, norma yang ditetapkan oleh demokrasi, bukan oleh otokrasi," kata Biden, menyindir Tiongkok.
Baca Juga: AS-Jepang Dikabarkan Siap Pasang Badan untuk Taiwan Hadapi Tiongkok