Sesumbar Joe Biden Amerika Tak Bisa Dikalahkan Tiongkok
Biden juga berjanji tidak akan mengecewakan seperti Trump
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, menegaskan Tiongkok tidak akan mampu mengalahkan Negeri Paman Sam untuk menjadi negara yang paling kuat di dunia. Biden berjanji, rancangan skema investasi terbaru akan memperlebar jarak AS dengan Tiongkok, yang saat ini menjadi dua kekuatan ekonomi terbesar dunia.
"China memiliki tujuan untuk menjadi negara terkemuka, terkaya, dan paling kuat di dunia. Itu tidak akan terjadi dalam pengawasan saya, karena AS akan terus tumbuh," kata Biden pada konferensi pers pertamanya di Gedung Putih, Kamis (25/3/2021), dilansir Rappler.
Di hadapan awak media, Biden meyakini demokrasi adalah masa depan dunia. Oleh sebab itu, Tiongkok dianggap tidak akan berkembang karena masih percaya dengan otokrasi. Pernyataan itu merupakan refleksi dari pengalaman Biden ketika berbincang dengan Presiden Tiongkok, Xi Jinping, saat menjadi pendamping dari Presiden Barrack Obama.
Terkait otokrasi, Presiden AS ke-46 itu menyejajarkan Xi dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin. "Dia seperti Putin, yang berpikir otokrasi merupakan gelombang masa depan, dan demokrasi tidak dapat berfungsi di dunia yang selalu kompleks," ujarnya.
Baca Juga: Dapat Stimulus Raksasa dari Joe Biden, Warga AS Banyak Beli Saham
1. Tiongkok membantah tuduhan Biden
Kepada CNN, Duta Besar Tiongkok untuk AS, Cui Tiankai, membantah segala tuduhan Biden. Menurut Tiankai, tujuan utama Tiongkok adalah menyejahterakan seluruh rakyatnya.
"Tujuan kami memenuhi aspirasi yang berkembang dari rakyat China untuk kehidupan lebih baik. Bukan untuk bersaing atau menggantikan negara lain. Ini tidak pernah menjadi strategi nasional kami," papar dia.
Tiankai menambahkan, memecah dunia bukanlah solusi yang akan membantu memberantas virus corona, kemiskinan, atau mengatasi perubahan iklim.
"Kami tidak berpikir ada upaya untuk membagi dunia menjadi kubu berbeda, atau bahkan membangun blok militer yang konfrontatif. Kami tidak berpikir pendekatan semacam ini adalah solusi," ujar Tiankai.
Baca Juga: Joe Biden Tekankan Pentingnya Indo-Pasifik yang Bebas di Quad Summit