TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ungkit Isu Israel-Palestina, Menlu Retno Sebut PBB sedang Diuji

Jika gagal melewati ujian, krisis kepada PBB bisa meningkat

Menlu Retno Marsudi dalam Sidang Majelis Umum PBB (Dok. IDN Times/Istimewa)

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (Menlu) Retno Marsudi mengatakan bahwa multilateralisme, platform yang menyatukan banyak negara untuk menyikapi suatu isu, rentan berujung krisis kepercayaan jika lamban menyudahi krisis Israel-Palestina di Jalur Gaza.

Pernyataan itu disampaikan ketika Retno menghadiri Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (SMU PBB) di New York, Amerika Serikat.

“Kita menyelenggarakan pertemuan ini untuk satu tujuan, yaitu memastikan keadilan bagi rakyat Palestina. Pertemuan ini akan dilihat sebagai ujian bagi multilateralisme. Kita harus tetap berkomitmen dan bersatu dalam upaya melawan aksi ilegal Israel demi mengakhiri pendudukan di Palestina," kata Retno pada Kamis (20/5/2021) malam, dikutip dari laman kemlu.go.id.

Baca Juga: Sepakat! Hamas dan Israel Gencatan Senjata Setelah 11 Hari Pertempuran

Baca Juga: AS Ungkap Alasan Selalu Veto Resolusi DK PBB soal Israel-Palestina

1. PBB memiliki kewajiban untuk mengawal negosiasi damai Israel-Palestina

Seorang bocah Palestina menarik gerobak yang membawa saudaranya dan barang-barang mereka saat mereka melarikan diri dari rumah mereka selama serangan udara dan artileri Israel, dekat lokasi bangunan menara yang hancur dalam serangan sebelumnya di Kota Gaza, Jumat (14/5/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Mohammed Salem.

Lebih lanjut, kata Retno, PBB sebagai salah satu platform multilateralisme memiliki tanggung jawab moral dan politis untuk merealisasikan two-state solution antara Israel dan Palestina.

“Kita harus menghentikan upaya sistemik kekuatan penjajah (Israel) yang bisa jadi tidak akan menyisakan apapun untuk dinegosiasikan. Jangan sampai rakyat Palestina tidak lagi punya pilihan selain menerima ketidakadilan sepanjang hidup mereka," tegas Menlu.

“Pendudukan dan agresi terus-menerus yang dilakukan Israel tidak hanya harus dikecam, tetapi juga merupakan pelanggaran berat terhadap hukum internasional. PBB harus segera mengambil tindakan nyata," tambah dia.

2. Masyarakat internasional harus hadir untuk memastikan keselamatan warga Palestina

ANTARA FOTO/REUTERS/Shannon Stapleton

Pesan lain yang disampaikan Retno adalah pentingnya kehadiran masyarakat internasional di Palestina untuk memastikan diskriminasi dan kekerasan yang dilakukan rezim Israel tidak terulang kembali.

“Untuk mencegah terulangnya kebrutalan Israel di kemudian hari, diperlukan kehadiran internasional (international presence) di Al-Quds guna memantau dan memastikan keselamatan rakyat Palestina di wilayah pendudukan. Kehadiran internasional tersebut juga bertujuan untuk melindungi status Al-Haram Al-Sharif sebagai tempat suci tiga agama,” papar dia.

 

Baca Juga: Tuai Polemik, Mengapa RI Tolak Resolusi Pencegahan Genosida di PBB?

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya