TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

WHO Ingin Negara Larang Penjualan Mamalia Liar Hidup di Pasar Makanan

Mamalia hidup diduga sebagai sumber penyakit

Ilustrasi pasar tradisional. (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/aww)

Jakarta, IDN Times - Badan-badan internasional termasuk World Health Organization (WHO) mendesak supaya negara-negara menghentikan penjualan mamalia liar hidup di pasar makanan. Mereka memperingatkan bahwa mamalia merupakan sumber dari 70 persen penyakit menular yang muncul pada manusia.
 
Desakan tersebut merupakan bagian dari organisasi internasional untuk memastikan sistem pangan global yang aman dan berkelanjutan. Saran ini tidak lepas dari misi WHO di Wuhan yang berusaha mengungkap asal SARS-CoV-2, salah satu asumsi terkuat virus corona berasal dari hewan beku yang dijual di pasar.
 
"Rekomendasi ini akan berkontribusi pada risiko munculnya #zoonosis (jenis penyakit yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia)," kata Peter Ben Embarek, pejabat WHO yang memimpin misi Januari-Februari, dalam sebuah tweet sebagaimana dikutip The Business Times.

Baca Juga: WHO Tegaskan Pandemik COVID-19 Masih Jauh Dari Akhir

Baca Juga: Unik tapi Berbahaya, 5 Hewan Mamalia Ini Ternyata Beracun

1. Berikut rekomendasi dari sejumlah organisasi internasional

Bendera berkibar di kantor pusat WHO di Jenewa, Swiss (www.who.int)

Rekomendasi ini datang dari WHO, World Organisation for Animal Health dan United Nations Environment Programme. Mereka mendesak otoritas nasional untuk menangguhkan perdagangan hewan liar yang ditangkap hidup-hidup dari spesies mamalia untuk makanan atau pembiakan.
 
Mereka juga meminta agar otoritas membuat regulasi yang mengharuskan menutup bagian pasar yang menjual mamalia liar yang ditangkap hidup-hidup. Namun mereka memberi catatan, hal itu dirasa tidak perlu jika pengelola bisa membuktikan keamanan dan telah melakukan asesmen risiko.   

2. Mamalia hidup di pasar dianggap sebagai sumber penyakit

Ilustrasi corona. IDN Times/Mardya Shakti

Sejak pandemik COVID-19, Tiongkok telah melarang perdagangan satwa liar untuk dikonsumsi. Namun, celah hukum mengizinkan beberapa spesies rawan penuakit untuk dibudidayakan.
 
Tim gabungan WHO sempat mengunjungi pasar Huanan di Wuhan, sebagai tempat COVID-19 menginfeksi manusia untuk pertama kalinya terdeteksi. Berdasarkan hasil penelitian lapangan, mereka mendapati permasalahan muncul karena hewan tersebut hidup dan disembelih di pasar yang dipenuhi mobilitas manusia.
 
"Ketika hewan liar disimpan di dalam kandang, disembelih dan dibalut di area pasar terbuka, area ini terkontaminasi dengan cairan tubuh, feses dan limbah lainnya, meningkatkan risiko penularan patogen ke pekerja dan pelanggan dan berpotensi mengakibatkan limpahan pathogen, ke hewan lain di pasar," demikian dijelaskan dalam panduan WHO.
 
Sebagian besar penyakit menular yang muncul seperti demam Lassa, demam berdarah Marburg, dan penyakit virus Nipah berasal dari satwa liar.

Baca Juga: Virus Corona: Apa Itu Virus? Ini Asal Muasal dan Cara Terbentuknya

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya