TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Konflik Tigray: Prancis Pulangkan Warganya dari Ethiopia

Warga asing lainnya turut meninggalkan Ethiopia

Rémi Maréchaux, Duta Besar Prancis untuk Ethiopia (twitter.com/Rémi Maréchaux)

Jakarta, IDN Times – Prancis mulai memulangkan warganya yang berada di Ethiopia sejak Minggu (28/11/2021) malam, dengan menyewa penerbangan khusus untuk membawa mereka kembali ke Paris. Sejak pekan lalu, Prancis memang telah meminta kepada semua warganya untuk meninggalkan wilayah tersebut karena konflik yang semakin memanas antara pasukan Tigray dan Ethiopia.

"Kementerian Eropa dan Luar Negeri telah memutuskan untuk menyewa penerbangan khusus untuk memfasilitasi keberangkatan rekan-rekan kami. Itu dibayar penuh," kata seorang pejabat Kementerian Luar Negeri Prancis, dikutip dari Reuters.

1. Warga asing berbondong-bondong meninggalkan Ethiopia

Perwakilan PBB di Ethiopia. (twitter.com/UN Ethiopia)

Sejak meluasnya konflik di Ethiopia, beberapa negara telah menyarankan untuk sesegera mungkin meninggalkan negara itu. Selain Prancis, Inggris dan Amerika Serikat juga sejak pekan lalu telah meminta kepada warganya untuk keluar dari negara yang dilanda perang saudara tersebut.

Dilaporkan France24 bahwa staf pegawai Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga sudah mulai angkat kaki dari Ethiopia. Sementara beberapa orang lainnya yang berprofesi sebagai diplomat di kedutaan besar, jurnalis, dan guru masih tetap di negara tersebut. Namun guru juga akan sesegera mungkin meninggalkan Ethiopia.

Baca Juga: PM Ethiopia Turun ke Medan Perang, Ikut Militer Lawan Pemberontak!

2. Menlu AS menyerukan negosiasi

Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken (twitter.com/Somali Guardian)

Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, merasa prihatin atas konflik yang semakin membesar di Ethiopia, dan menyerukan agar melakukan negosiasi mendesak atas krisis tersebut. Pernyataan Blinken muncul pada Jumat malam setelah PM Abiy Ahmed muncul di media yang menggambarkan dirinya sedang berada di garis depan pertempuran bersama pejabat militer lainnya.

"Sekretaris Blinken menyatakan keprihatinan yang mendalam tentang tanda-tanda eskalasi militer yang mengkhawatirkan di Ethiopia dan menekankan perlunya segera beralih ke negosiasi," kata Ned Price dalam sebuah pernyataan, dilansir Al Jazeera.

Price merilis pernyataan itu setelah Blinken melakukan panggilan telepon dengan Presiden Kenya, Uhuru Kenyatta.

Baca Juga: Perempuan di Ethiopia: Saya Diperkosa Bergiliran oleh Pasukan Tigray

Verified Writer

Zidan Patrio

patrio.zidan@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya