TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Presiden Meksiko Dituduh Pakai Pegasus untuk Matai-matai Oposisi

Pegasus adalah aplikasi spyware buatan Israel

Presiden Meksiko, Andres Manuel Lopez Obrador. (Twitter.com/Andres Manuel)

Jakarta, IDN Times - Presiden Meksiko, Andres Manuel Lopez Obrador, dituduh melakukan aksi mata-mata terhadap lawan politiknya dengan perangkat lunak Pegasus.

Analisis digital watchdog Citizen Lab menemukan bahwa ponsel milik dua jurnalis dan seorang aktivis hak asasi manusia terinfeksi Pegasus antara 2019 dan 2021. Jurnalis yang dimata-matai tersebut kerap melaporkan isu-isu yang berkaitan dengan korupsi pejabat.  

Sebagai informasi, Pegasus merupakan aplikasi milik perusahaan spyware Israel NSO Group, yang biasanya hanya menjual perangkat lunak kepada pemerintah atau penegak hukum.

Baca Juga: Targetkan Aktivis, Meksiko Gunakan Spyware Israel

1. Membantah tuduhan  

Pada Selasa (4/10/2022), Lopez Obrador membantah tuduhan itu. Ketika ditanya tentang pembelian Pegasus, Lopez hanya mengatakan, “tidak benar bahwa jurnalis atau lawan dimata-matai."

Menurutnya, militer hanya melakukan kegiatan intelijen, dan tuduhan mata-mata itu hanya untuk mendiskreditkan pemerintahannya.

"Doktrin saya bukan kemunafikan, seperti pemerintahan sebelumnya, Anda semua bertepuk tangan," katanya kepada wartawan, dilansir Reuters.

2. Jurnalis dan aktivis HAM diretas berkali-kali 

Ilustrasi Hacker (IDN Times/Mardya Shakti)

Pembela hak asasi manusia, Raymundo Ramos, juga diretas menggunakan Pegasus setidaknya tiga kali sepanjang Agustus-September 2020.

Dalam satu kasus, Ramos ditemukan disusupi Pegasus setelah mempublikasikan sebuah video yang menunjukkan pembunuhan di luar hukum terhadap warga sipil oleh tentara Meksiko.

Begitupun dengan jurnalis Ricardo Raphael, diretas menggunakan Pegasus setidaknya tiga kali pada 2019 dan sekali pada 2020. Raphael dikenal karena menangani korupsi dan hubungan antara pemerintah Meksiko dengan kartel.

Peretasan terhadap Raphael bukan kali itu saja. Pada 2016 dan 2017, ia juga mengalami hal yang sama usai melaporkan penyelidikan atas penghilangan paksa 43 siswa dan guru.

Baca Juga: Beritakan 43 Mahasiswa Hilang, Jurnalis Meksiko Dibunuh

Verified Writer

Zidan Patrio

patrio.zidan@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya