TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Presiden Putin Tak Akan Hadiri Sidang Umum PBB September Ini

Delegasi Rusia akan diwakili oleh Menteri Luar Negeri

Presiden Rusia, Vladimir Putin (twitter.com/President of Russia)

Jakarta, IDN Times – Presiden Rusia, Vladimir Putin, dikabarkan tidak akan hadir dalam pertemuan Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada bulan September mendatang.

Pengumuman itu datang dari juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, ketika menanggapi pertanyaan dari Kantor Berita Rusia, TASS, pada Senin (8/8/2022).

"Tidak. Perjalanan dan pidato itu tidak direncanakan," Ungkap Peskov, sebagaimana dilansir Anadolu Agency.

Baca Juga: Rusia Tuduh Ukraina Tembaki Lagi Pembangkit Nuklir di Zaporizhzhia

Baca Juga: Putin Sanggupi Undangan Jokowi untuk Hadiri G20

1. Rusia akan diwakili Menlu 

Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov. (Twitter.com/Vladlen Semivolos)

Media Rusia tersebut lebih lanjut mengabarkan bahwa kendati Putin tidak akan hadir, delegasi Rusia akan tetap menghadiri sidang umum tersebut. Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, akan menjadi pemimpin delegasi dalam perhelatan tersebut.

Sejauh ini belum ada laporan pasti mengapa Putin menolak hadir.

Majelis Umum akan memulai sesi ke-77 pada 13 September mendatang. Perhelatan itu akan mempertemukan para pemimpin dari 193 negara anggota.

Baca Juga: Putin: Tidak Ada yang Bisa Memenangkan Perang Nuklir

2. Sekjen PBB ungkapkan kekhawatiran atas konflik Ukraina 

Pasukan Rusia di Ukraina (Twitter.com/Defence of Ukraine)

Menghadiri peringatan peristiwa bom atom di Jepang, Sekretaris Jendral PBB, Antonio Guterres, mengungkap kekhawatiranya atas konflik Ukraina. Ia takut konflik tersebut menjadi berkepanjangan.

Kekhawatiran itu tidak hanya berlaku bagi dua negara yang berkonflik saja, tetapi diungkapkan untuk seluruh negara di dunia. Menurutnya, konflik itu akan menyebabkan penderitaan yang sangat besar dan akan sangat berdampak negatif pada ekonomi global.

"Hal yang sulit dalam kaitannya dengan gencatan senjata berasal dari fakta sederhana bahwa tidak mungkin untuk mendamaikan dua posisi (Moskow dan Kiev)," ungkapnya.

Verified Writer

Zidan Patrio

patrio.zidan@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya