TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Profil Yair Lapid, Menlu Israel yang Akan Jadi PM Gantikan Bennet

Lapid dikenal sangat vokal menyuarakan hak Israel dan LGBTQ

Yair Lapid (Twitter.com/Yair Lapid)

Jakarta, IDN Times – Menteri Luar Negeri (Menlu) Israel, Yair Lapid, akan menjabat sebagai Perdana Menteri negara Yahudi tersebut mulai pekan depan. Dia akan menggeser jabatan PM saat ini, yakni Naftali Bennett.

Pengunduran Bennett dari kursi PM dilakukan usai parlemen memutuskan untuk membubarkan pemerintahannya pada Senin depan. Dia disebut tak mampu menyatukan koalisi yang terdiri dari partai kanan, liberal, dan Arab yang kini tengah terpecah.

“Pemungutan suara akan diadakan di parlemen minggu depan, setelah itu Lapid akan mengambil alih jabatan perdana menteri,” kata juru bicara Bennett pada Senin (20/6/2022), dilansir Reuters.

Lapid ditunjuk untuk menggantikan Bennett hingga pemilihan berikutnya diselenggarakan. Pemilihan tersebut merupakan yang ke lima dalam tiga tahun terakhir.

Pengamat asing mungkin tidak terbiasa dengan Lapid. Namun, dia telah menjadi andalan politik domestik Israel selama hampir satu dekade.

Lantas, siapa sebenarnya Lapid? Dilansir The Jerusalem Post, berikut profil tokoh yang akan menjabat sebagai PM tersebut.

Baca Juga: Menlu Israel: Kunjungan Biden Sangat Signifikan untuk Melawan Iran

1. Kehidupan awal Lapid

Warga dan polisi Israel yang berpartisipasi dalam perayaan Jerusalem Day pada 30 Mei 2022. (Twitter.com/Yair Lapid)

Yair Lapid lahir di Tel Aviv pada 5 November 1963. Ibunya merupakan jurnalis bernama Shulamit Lapid dan ayahnya juga jurnalis yang merangkak menjadi politikus, yakni Yosef Lapid.

Ayahnya aktif di Knesset (parlemen) hanya dua tahun sebelum kematiannya pada 2008. Dia kerap berpindah-pindah jabatan dari Wakil Perdana Menteri, Menteri Kehakiman, pemimpin partai sekuler liberal Shinui, hingga pemimpin oposisi.

Sementara ibunya yang juga seorang novelis merupakan pendiri surat kabar Israel, Maariv. Seolah tak mau ketinggalan, Lapid kemudian tumbuh menjadi seorang jurnalis juga, mengikuti jejak kedua orang tuanya.

Lapid pertama kali bekerja sebagai reporter untuk majalah cetak Bamachane ketika menjalani dinasnya dalam Pasukan Pertahanan Israel (IDF). Usai menjalani kewajibannya itu, dia kemudian bekerja untuk surat kabar Maariv.

Pada 1991, Lapid memulai karir televisinya dengan membawakan acara bincang-bincang di Channel 1 dan merangkak menjadi pembawa acara terkini di acara lain selama 20 tahun ke depan.

Dia menulis dan menerbitkan beberapa buku selama itu, termasuk thriller, buku anak-anak, dua novel, dan kumpulan kolom surat kabar. Dia juga menulis sebuah serial televisi, yang kemudian ditayangkan pada 2004.

2. Bergabung masuk politik 

Yair Lapid, Menteri Luar Negeri Israel. (Twitter/Yair Lapid)

Lapid mulai memasuki dunia politik pada 2012. Dia mendirikan partai Yesh Atid. Seperti partai Shinui ayahnya, Yesh Atid adalah kelompok Zionis liberal.

Meski demikian, ketika platform Shinui menyerukan pemisahan agama dan negara, Yesh Atid lebih tertarik untuk mengintegrasikan nilai-nilai Yudaisme dan demokrasi. Partai itu menganggap dirinya sekuler dan sentris, umumnya mendorong reformasi berpikiran liberal yang menguntungkan kelas pekerja.

Pada 2013, secara mengejutkan, Yesh Atid memenangkan 19 kursi di Knesset. Partai itu menjadi partai terbesar kedua hampir satu tahun setelah pendiriannya. Lapid juga menjadi Menteri Keuangan selama masa Knesset itu.

Selama Knesset ke-23, Lapid menjabat sebagai kepala oposisi selama sekitar satu tahun. Yesh Atid menerima 17 kursi di Knesset ke-24 saat ini, dan segera setelah pemilihan Maret 2021 membentuk Knesset ke-24, Lapid mengumumkan pembentukan pemerintahan rotasi dengan Perdana Menteri Naftali Bennet.

Baca Juga: Meski Ditentang Israel, AS Tegas Buka Konsulat Palestina di Yerussalem

3. Lapid dikenal sangat vokal terkait beberapa kasus  

Yair Lapid dalam sebuah acara mendukung hak-hak LGBTQ. Foto diunggah pada 10 Juni 2022 di Twitternya dengan tulisan "happy pride". (Twitter.com/Yair Lapid)

Dalam perannya sebagai Menteri Luar Negeri, Lapid membawa Israel menjadi tuan rumah KTT Negev yang bersejarah pada Maret 2020. KTT itu dihadiri oleh perwakilan dari Maroko, Uni Emirat Arab, Bahrain dan Mesir serta Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken. Pembicaraan sayangnya terganggu oleh serangan mendadak di Hadera.

Lapid adalah orang yang diminta oleh mantan Presiden Israel, Reuven Rivlin, untuk membentuk koalisi pada 2021.

Dia juga dikenal sangat vokal sehubungan dengan kekerasan di Temple Mount pada awal 2022, dengan menegaskan keyakinannya pada Yerusalem yang bersatu di bawah kendali Yahudi. Dia mendukung kesepakatan Tembok Barat dan hak-hak LGBTQ+.

Tentang kecenderungan politiknya, Lapid berkata, "ketika orang mengatakan saya di kanan atau saya di kiri, satunya hal yang penting yaitu berada di pusat, yakni orang-orang pekerja keras yang membuat mesin berdetak."

Verified Writer

Zidan Patrio

patrio.zidan@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya