TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Utusan AS Siap Damaikan Lebanon-Israel soal Sengketa Laut Mediterania

Hizbullah bersiaga jika Israel macam-macam

Amos Hochstein, utusan untuk urusan energi internasional AS. (Twitter.com/Amos Hochstein)

Jakarta, IDN Times - Utusan Amerika Serikat (AS), Amos Hochstein, telah melakukan pembicaraan dengan presiden Lebanon Michel Aoun di Beirut, Selasa (14/6/2022).

Petemuan itu difokuskan untuk membahas solusi atas sengketa wilayah Laut yang terjadi antara Lebanon dengan Israel di Laut Mediterania. Keduanya memperebutkan ladang Karish yang kaya akan gas alam.

Hochstein sendiri merupakan penasihat keamanan energi di Departemen Luar Negeri AS. Ia tiba di Beirut pada Senin atas undangan pemerintah Lebanon pekan lalu.

Baca Juga: Sengketa Laut Lebanon-Israel, Hizbullah: Kami Siap Bertindak Keras

1. Negosiasi belum temukan titik terang

Ilustrasi saling berjabat tangan (pexels.com/Oleg Magni)

Dilaporkan Al Jazeera, Hochstein tidak berbicara kepada wartawan setelah pertemuan 40 menitnya dengan Aoun.

Sebelumnya, diberitakan bahwa Aoun mengajukan proposal yang menunjukkan kesiapannya menyerahkan Karish secara penuh ke Israel, tetapi dengan imbalan ladang Qana yang membentang jauh ke daerah yang disengketakan.

Pada Februari lalu, Hocstein juga sempat menawarkan sebagian besar wilayah sengketa kepada pemerintah Lebanon, namun tawaran tersebut tidak ditanggapi.

2. Hubungan Lebanon-Israel memanas akibat sengketa 

Bendera Lebanon berkibar. (Unsplash.com/Charbel Karam)

Dilansir Reuters, Aoun sebelum pembicaraan telah menuntut agar Israel menghentikan aktivitasnya di Karish sampai sengketa tersebut diselesaikan.

Sebelumnya, sebuah kapal Energean yang berbasis di London pada pekan lalu memulai eksplorasi gas di wilayah itu, yang memicu tindakan reaktif dari Lebanon.  

Sengketa tersebut menaikkan tensi di antara kedua negara. Hizbullah telah mengeluarkan pernyataan bahwa mereka siap mengambil tindakan keras, jika pemerintah Lebanon menganggap masalah tersebut melanggar batas perairannya.

Hizbullah telah berulang kali mengatakan bahwa mereka akan menggunakan senjatanya untuk melindungi hak-hak ekonomi Lebanon.

3. Sengketa telah berlangsung selama 10 tahun terakhir 

Wilayah sengketa (Twitter.com/Areibi El Ghoul)

Ketika ditanya terkait apa yang bisa PBB lakukan, Juru bicara Stephane Dujarric mengatakan, PBB dapat membantu kedua negara untuk melakukan perundingan atas sengketa tersebut. Sengketa itu sendiri telah berlangsung selama sepuluh tahun terakhir.

Pada 2012, Lebanon menolak proposal AS yang akan membuat negara itu mendapatkan 550 kilometer persegi atau hampir dua pertiga dari wilayah tersebut, dengan Israel mendapatkan sepertiga sisanya. Tawaran itu dikenal pada saat itu sebagai "Hoff Line".

Baca Juga: Hendak Merujuk, Kuwait Janji Bantu Lebanon Hadapi Krisis Ekonomi

Verified Writer

Zidan Patrio

patrio.zidan@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya