Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi warga Palestina di Gaza (pixabay.com/hosnysalah)
ilustrasi warga Palestina di Gaza (pixabay.com/hosnysalah)

Intinya sih...

  • 23 warga Palestina di Gaza tewas tertimpa bantuan dari udara sejak Oktober 2023.

  • Pengiriman bantuan lewat udara telah beberapa kali dikritik oleh PBB dan lembaga bantuan kemanusiaan lainnya.

  • Program Pangan Dunia (WFP) mendesak Israel untuk mengizinkan minimal 100 truk bantuan masuk ke Gaza setiap hari.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Seorang anak laki-laki Palestina berusia 15 tahun tewas akibat tertimpa paket bantuan yang dijatuhkan dari udara. Insiden ini terjadi di dekat Koridor Netzarim, Gaza tengah, pada Sabtu (9/8/2025).

Dilansir dari Anadolu, Muhannad Eid meninggal dunia setelah kepalanya tertimpa paket bantuan. Ia sempat dilarikan ke Rumah Sakit Al-Awda, tetapi nyawanya tak tertolong. Sementara itu, jumlah pasti korban luka dalam insiden tersebut belum diketahui.

“Meski kami hidup dalam kelaparan dan kondisi yang sulit, saudara saya pergi untuk mengambil bantuan yang dijatuhkan ke laut oleh pesawat. Sebuah kotak jatuh tepat menimpanya dan ia gugur sebagai syahid,” kata saudara laki-laki Eid.

1. 23 warga Palestina di Gaza tewas tertimpa bantuan dari udara sejak Oktober 2023

Pengiriman bantuan lewat udara telah beberapa kali dikritik oleh Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) dan lembaga bantuan kemanusiaan lainnya. Pasalnya, metode semacam ini dinilai berbahaya, tidak efisien, dan mahal.

Menurut Kantor Media Pemerintah Gaza, sedikitnya 23 warga Palestina telah tewas dan 124 lainnya terluka akibat tertimpa paket bantuan sejak perang Israel di wilayah tersebut pecah pada pada Oktober 2023.

Kantor tersebut mengungkapkan bahwa sebagian besar paket bantuan jatuh di wilayah yang dikuasai Israel atau di kawasan permukiman yang telah dikosongkan secara paksa, sehingga siapa pun yang mencoba mendekat berisiko menjadi target serangan langsung. Pada pengiriman sebelumnya, beberapa paket bahkan terjatuh ke laut hingga menyebabkan 13 orang tenggelam tahun lalu.

"Kami telah berulang kali memperingatkan tentang bahaya metode yang tidak manusiawi ini dan berulang kali menyerukan agar bantuan, terutama makanan, susu bayi, obat-obatan, dan pasokan medis, dapat masuk melalui penyeberangan darat secara aman dan memadai,” tambah kantor tersebut.

2. Jumlah korban tewas akibat kelaparan bertambah menjadi 217 orang

Menurut laporan Al Jazeera pada Minggu (10/8/2025), Kementerian Kesehatan di Gaza mencatat lima kematian baru akibat kelaparan dalam 24 jam terakhir. Dengan demikian, jumlah korban tewas akibat kelaparan dan malnutrisi di Gaza bertambah menjadi 217 orang, termasuk 100 anak-anak, sejak perang dimulai.

Mohammed Abu Salmiya, direktur Rumah Sakit al-Shifa di Gaza utara, mengatakan bahwa kelaparan terus menjadi ancaman serius, terutama bagi anak-anak dan lansia.

“Masalah gizi pada anak menyebabkan menurunnya kekebalan tubuh dan dapat menyebabkan kematian,” ujarnya, dikutip dari Al Jazeera.

Sejak 2 Maret 2025, Israel memblokir konvoi bantuan yang masuk ke Gaza dengan menutup seluruh penyeberangan ke wilayah Palestina tersebut. Blokade baru dilonggarkan pada Mei, dengan distribusi bantuan dialihkan ke Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF), lembaga kontroversial yang didukung oleh Israel dan Amerika Serikat (AS). Sejak saat itu, lebih dari 1.000 warga Palestina terbunuh saat mengantre bantuan di posko-posko GHF.

3. WFP desak penambahan truk bantuan ke Gaza

Sebelumnya pada Jumat (8/8/2025), Program Pangan Dunia (WFP) mendesak Israel untuk mengizinkan minimal 100 truk bantuan masuk ke Gaza setiap hari. Badan tersebut mencatat hanya 60 pengemudi truk bantuan yang telah diperiksa dan disetujui oleh militer Israel hingga saat ini.

“Sejak 27 Juli, sebanyak 266 truk WFP yang tiba di titik penyeberangan telah dipulangkan, 31 persen di antaranya sebelumnya sudah mendapat persetujuan. Pergerakan konvoi kerap terhambat oleh perubahan mendadak yang dilakukan otoritas Israel, serta situasi keamanan yang buruk akibat aktivitas militer di sepanjang jalur konvoi," demikian laporan terbaru WFP.

Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) juga menyampaikan bahwa mereka tidak diizinkan membawa bantuan kemanusiaan apa pun ke Gaza selama lebih dari 5 bulan terakhir. Situasi ini membuat warga Palestina yang kelaparan dan sakit tidak kesulitan mendapatkan kebutuhan pokok untuk bertahan hidup.

Kampanye militer Israel di Gaza hingga kini telah menewaskan sedikitnya 61.369 warga Palestina dan melukai 152.850 lainnya. Perang tersebut dimulai setelah kelompok Hamas memimpin serangan ke Israel pada 7 Oktober, yang menyebabkan sekitar 1.139 orang tewas dan lebih dari 200 lainnya disandera.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team