Presiden Ukraina Desak Uni Eropa Buktikan Dukungannya
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada Selasa mendesak Uni Eropa agar membuktikan bahwa mereka berpihak pada Ukraina dalam perang melawan Rusia. Desakan itu disampaikan sehari setelah Ukraina menandatangani permintaan resmi untuk bergabung dengan blok tersebut.
"Buktikan bahwa kalian bersama kami. Buktikan bahwa kalian tidak akan membiarkan kami pergi. Buktikan bahwa kalian memang orang Eropa dan kemudian hidup akan menang di atas kematian dan pelita akan menang di atas kegelapan. Jayalah Ukraina," ujar Zelenskyy kepada Parlemen Eropa melalui tautan video, dilansir Al Jazeera, Selasa (1/3/2022).
Baca Juga: 5 Fakta Volodymyr Zelenskyy, Komedian Ukraina yang Jadi Presiden
1. Ukraina butuh perjuangan panjang dan sulit hingga diterima masuk UE
Saat Zelenskyy menyampaikan pernyataan itu, sebuah pasukan berlapis baja Rusia menyerang ibu kota Ukraina. Dia tetap di Kiev untuk menggalang rakyatnya melawan invasi, yang disebut Rusia sebagai "operasi khusus".
Kiev kemungkinan besar menyadari bahwa persetujuan keanggotaan Ukraina di Uni Eropa akan panjang dan sulit.
“Uni Eropa akan jauh lebih kuat bersama kami. Tanpa Anda, Ukraina akan kesepian,” kata Zelenskyy.
Baca Juga: Uni Eropa Hukum 351 Dewan Rusia Pendukung Kedaulatan Donetsk-Luhansk
2. Parlemen Eropa dukung Ukraina
Sejumlah anggota parlemen Uni Eropa yang mengenakan kaos #standwithUkraine berbendera Ukraina dan yang memakai syal atau pita biru-kuning, memberi Zelenskyy tepuk tangan meriah.
Editor’s picks
Parlemen Eropa juga akan mendesak para pemimpin Uni Eropa untuk lebih keras terhadap oligarki dan pejabat yang dekat dengan kepemimpinan Rusia, membatasi impor minyak dan gas dari Rusia, melarang Rusia dan sekutunya Belarus sepenuhnya dari sistem pesan bank SWIFT, dan menutup semua pelabuhan Uni Eropa ke Kapal atau kapal Rusia menuju atau dari Rusia.
“Pesan dari Eropa jelas. Kami akan berdiri, kami tidak akan berpaling ketika mereka yang berjuang di jalan untuk nilai-nilai kami mundur dari mesin perang Putin,” kata Presiden Parlemen Uni Eropa Roberta Metsola, berbicara di depan bendera Uni Eropa dan Ukraina.
Baca Juga: Ukraina Sebut Rusia Sengaja Sasar Warga dan Fasilitas Sipil
3. Resolusi soal sanksi bagi Rusia dirancang legislator Uni Eropa
Reuters melaporkan para legislator Uni Eropa diperkirakan akan menyebut Rusia sebagai "negara nakal". Mereka kemungkinan mendesak blok beranggotakan 27 negara itu untuk menyetujui sanksi yang lebih keras, menurut rancangan teks resolusi yang akan mereka pilih pada Selasa.
Uni Eropa telah mengambil langkah-langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya, termasuk membiayai pengiriman senjata ke Ukraina, setelah Presiden Rusia Vladimir Putin melancarkan perang terhadap tetangganya pekan lalu.
Menurut rancangan resolusi dan amandemen yang didukung oleh partai-partai utama majelis, para legislator akan meminta ruang lingkup sanksi diperluas dan “ditujukan untuk secara strategis melemahkan ekonomi dan basis industri Rusia, khususnya, kompleks industri militer”.
4. Ukraina daftar Uni Eropa
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menandatangani formulir pendaftaran untuk menjadi anggota Uni Eropa pada Senin (28/2/2022), dilansir Time. Terlepas Ukraina akan bergabung atau tidak, Uni Eropa sebenarnya telah memberikan sanksi khusus kepada Rusia, terutama pada sektor perdagangan, keuangan, dan energi. Sanksi oleh Uni Eropa ini diyakini memiliki dampak yang signifikan terhadap perekonomian Rusia.
Belum diketahui respons pemerintah Rusia atas pendaftaran Ukraina untuk menjadi anggota Uni Eropa. Sebelumnya, Putin sempat menegaskan penolakannya terhadap kabar Ukraina akan bergabung NATO. Rusia juga telah memperingatkan Finlandia dan Swedia belakangan ini agar tidak bergabung NATO ke depannya.