Meski Tidak Diundang KTT, Myanmar Masih Tetap Anggota ASEAN
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times – Ketua ASEAN Brunei Darussalam menegaskan bahwa Myanmar masih menjadi anggota organisasi kawasan Asia Tenggara. Pernyataan itu disampaikan langsung oleh Sultan Brunei Hassanal Bolkiah pada Kamis (28/10/2021).
"Myanmar adalah bagian integral dari keluarga ASEAN dan keanggotaan mereka tidak dipertanyakan. ASEAN akan selalu ada untuk Myanmar dan kami terus menawarkan bantuan melalui implementasi konsensus lima poin," kata Sultan Bolkiah, dikutip dari The Straits Times.
1. Keputusan ASEAN tidak undang Myanmar sudah sesuai norma yang dianut
Pada saat yang sama, Sultan Bolkiah menjelaskan kembali mengapa pemimpin Myanmar tidak hadir pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) 38 dan 39 ASEAN. Menurut Sultan Bolkiah, pemimpin junta sekaligus Perdana Menteri sementara Myanmar, Min Aung Hlaing, tidak diundang KTT karena dianggap tidak berkomitmen terhadap konsensus lima poin.
Padahal, konsensus itu merupakan hasil kesepakatan para pemimpin Asia Tenggara, termasuk Ming Aung Hlaing, pada KTT darurat yang dihelat April lalu.
Sementara, ASEAN telah memberikan opsi untuk mengundang perwakilan non-politik Myanmar pada pertemuan tersebut. Tapi junta tidak merespons.
"Untuk pertemuan ini, kami telah memberi Myanmar ruang sambil memegang teguh prinsip-prinsip yang diabadikan dalam piagam ASEAN, termasuk prinsip non-intervensi," kata Sultan.
Baca Juga: 10 Poin yang Dilaporkan pada Pembukaan KTT ASEAN 38-39
2. Belum diketahui bagaimana komitmen Myanmar terhadap ASEAN
Editor’s picks
Kemudian, Sultan Bolkiah menyampaikan kemitraan strategis yang berhasil dicapai ASEAN dengan China dan Australia.
Kemitraan strategis Australia-ASEAN terjalin pada Rabu (27/10/2021), sehari sebelum China menyampaikan kesepakatan dengan ASEAN. Canberra mengartikan itu sebagai ‘kemenangan’ di Asia Tenggara, yang kini menjadi perebutan bagi China dan Amerika Serikat.
Pada konferensi pers terpisah, Menteri Luar Negeri Malaysia Saifuddin Abdullah mengatakan, tidak jelas apakah Myanmar akan bergabung dengan pertemuan ASEAN di masa depan.
“Itu adalah pertanyaan (bernilai) satu juta dolar yang tidak dapat saya jawab,” kata Saifuddin saat ditanya terkait komitmen Myanmar terhadap ASEAN.
3. Amerika dan Indonesia kecewa dengan Myanmar
Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menyatakan keprihatinan yang sangat mendalam atas kekerasan yang terjadi di Myanmar, dikutip dari Reuters.
Selama pertemuan yang berlangsung secara virtual tersebut, Biden mendesak militer Myanmar untuk membebaskan orang-orang yang ditahan secara tidak sah.
Biden menjadi presiden Amerika Serikat pertama yang hadir pada pertemuan puncak ASEAN dalam empat tahun terakhir. Amerika Serikat menganggap ASEAN sebagai kunci untuk menangkal sikap China yang semakin dominan. Biden mengatakan negara-negara ASEAN bisa berharap bahwa dirinya pada masa depan akan hadir di kawasan itu.
Ungkapan kecewa juga disampaikan oleh Presiden Indonesia, Joko “Jokowi” Widodo, yang menyebut Myanmar tidak menerima uluran tangan ASEAN.
“Sayangnya, uluran tangan keluarga ini tidak disambut baik oleh militer Myanmar. Akses yang diminta oleh utusan khusus ASEAN sampai saat-saat akhir KTT masih belum diberikan oleh militer Myanmar,” kata Jokowi.
Baca Juga: Jelang KTT ASEAN, Amerika Serikat Temui Pemerintah Bayangan Myanmar
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.