Militer Rusia Dituduh Bunuh dan Siksa Staf PLTN Zaporizhzhia
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Pasukan Rusia, yang mengendalikan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Zaporizhzhia Ukraina, telah membunuh dua staf di fasilitas itu. Rusia juga dikabarkan telah menyiksa puluhan staf lainnya, kata Kepala Badan Energi Nuklir Ukraina, Petro Kotin, pada Jumat (9/9/2022).
“Pelecehan terhadap personel secara bertahap terbentuk. Dua orang dipukuli sampai mati. Kami tidak tahu di mana sekitar 10 orang sekarang, mereka dibawa (oleh Rusia) dan setelah itu kami tidak memiliki informasi tentang keberadaan mereka," kata Kotin seraya menambahkan sekitar 200 orang telah ditahan, dilansir AFP.
"Rusia mencari orang-orang pro-Ukraina dan menganiaya (memukul dan menyiksa) mereka. Orang-orang hancur secara psikologis," tambah dia.
1. Banyak staf PLTN yang terluka
PLTN Zaporizhzhia, pabrik tenaga nuklir terbesar di Eropa, berhasil dikuasai oleh pasukan Rusia pada Maret lalu. Intensitas pertempuran di sekitar PLTN dalam beberapa pekan terakhir telah menimbulkan kekhawatiran akan bencana nuklir. Moskow dan Kiev saling menyalahkan terkait eskalasi di sekitar pabrik.
Kotin menjelaskan, para staf berusaha mengamankan jalan yang aman bagi anggota keluarga untuk meninggalkan kota Energodar, tempat PLTN tersebut berada.
"Dua orang di wilayah pabrik terluka selama penembakan, seorang wanita dan seorang pria. Tetapi orang-orang memahami bahwa keselamatan nuklir dari pembangkit listrik bergantung pada mereka, sehingga para karyawan kembali ke Energodar dan terus bekerja di fasilitas tersebut," ungkapnya.
Baca Juga: Rusia Akui Kehebatan Pasukan Ukraina di Kharkiv
2. Ukraina soroti rekomendasi IAEA soal zona denuklirisasi
Kotin mengungkap, tekanan psikologis yang berat terhadap karyawan pabrik dikhawatirkan menjadi pemicu human error, yang berujung membahayakan PLTN tersebut.
Editor’s picks
"Situasi ini harus diperbaiki sesegera mungkin," katanya.
Badan Energi Atom Internasional PBB (IAEA) dalam laporannya menyerukan pembentukan zona perlindungan keselamatan dan keamanan nuklir di sekitar pabrik.
Kotin justru khawatir dengan seruan itu karena dianggap multiintepretasi
"Jika ini adalah demiliterisasi pembangkit nuklir, kami mendukung sepenuhnya. Jika itu adalah penciptaan beberapa zona keamanan dengan kontrol bersama bersama dengan Rusia, maka ini tentu saja merupakan keputusan yang tidak dapat diterima bagi kami. Kami akan bersikeras menciptakan zona demiliterisasi di sekitar pabrik, termasuk dengan partisipasi kelompok penjaga perdamaian," jelas Kotin.
3. Ukraina berhasil membuat kemajuan di titik pertempuran lain
Terkait kondisi terkini di Ukraina, Kiev berhasil memukul mundur pasukan Rusia di sejumlah titik. Dalam tiga hari, pasukan Ukraina berhasil maju sejauh 50 kilometer di kota timur laut Kharkiv.
"Berkat tindakan yang terampil dan terkoordinasi, Angkatan Bersenjata Ukraina, dengan dukungan penduduk setempat, maju hampir 50 kilometer dalam tiga hari," kata staf umum Ukraina dikutip Al Jazeera.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan, pasukannya telah membebaskan puluhan pemukiman dan merebut kembali sekitar 1.000 meter persegi wilayah yang sebelumnya diduduki Rusia.
Televisi pemerintah Rusia menyiarkan kemunduran pasukan Moskow dan menyebut tentara Kiev mencapai kemenangan substansial di wilayah itu.
"Fakta pertahanan kami ditembus merupakan kemenangan substansial bagi angkatan bersenjata Ukraina," kata pejabat Rusia yang ditempatkan di Kharkiv, Vitaly Ganchev.
Baca Juga: Rusia Kehilangan Lebih dari Seribu Tank dalam Perang Ukraina
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.