Nakba dan Malapetaka Dirampasnya Tanah Air Palestina

Apa itu Nakba?

Jakarta, IDN Times – Konflik yang terjadi di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023 disebut-sebut sebagai Nakba kedua bagi warga Palestina. Betapa tidak, per 3 November 2023, data Al Jazeera menunjukkan 9.061 warga Palestina meninggal dunia.

Banyak juga dari warga Gaza yang dipaksa oleh Israel untuk meninggalkan rumahnya di utara dan mengungsi ke wilayah selatan.

Nakba sendiri berarti malapetaka, mengacu pada genosida Israel yang terjadi pada 1948. Peristiwa itu terjadi tidak lama setelah Israel memperoleh mandat dari Inggris untuk mendirikan negara Yahudi di Palestina pada 14 Mei 1948. Israel pun mendeklarasikan negaranya yang kemudian memicu perang Arab-Israel pertama.

Dilansir Al Jazeera, pasukan militer Zionis mengusir setidaknya 750 ribu warga Palestina dari rumah dan tanah mereka, serta merebut 78 persen wilayah bersejarah Palestina. Sisanya, yang sebesar 22 persen, dibagi menjadi wilayah yang sekarang menjadi Tepi Barat yang diduduki dan Jalur Gaza yang terkepung.

1. Perang Arab dan kekecaman milisi zionis

Nakba dan Malapetaka Dirampasnya Tanah Air PalestinaAksi protes penduduk Gaza di wilayah pesisir Jalur Gaza (Twitter/Warda_GazaPal)

Pertempuran berlanjut hingga Januari 1949, ketika perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Mesir, Lebanon, Yordania dan Suriah dibuat.

Gencatan Senjata 1949 juga dikenal sebagai Garis Hijau dan merupakan batas yang diakui secara umum antara Israel dan Tepi Barat. Garis Hijau juga disebut sebagai perbatasan 1967, sebelum Israel menduduki seluruh wilayah Palestina selama perang Juni 1967.

Antara tahun 1947 dan 1949, pasukan Zionis menyerang kota-kota besar Palestina dan menghancurkan sekitar 530 desa. Sekitar 15 ribu warga Palestina tewas dalam serangkaian kekejaman massal, termasuk puluhan pembantaian.

Pada 9 April 1948, pasukan Zionis melakukan salah satu pembantaian paling terkenal dalam perang tersebut di desa Deir Yassin, pinggiran barat Yerusalem. Lebih dari 110 laki-laki, perempuan, dan anak-anak dibunuh oleh anggota milisi Zionis.

Baca Juga: 4 WNI Berhasil Dievakuasi dari Gaza ke Mesir

2. Nakba sebagai hari hilangnya tanah Palestina

Nakba dan Malapetaka Dirampasnya Tanah Air PalestinaIlustrasi Palestina (Dok. Google Map)

Istilah Hari Nakba dibuat pada 1998 oleh pemimpin Palestina saat itu, Yasser Arafat. Ia menetapkan tanggal tersebut sebagai hari resmi peringatan hilangnya tanah air Palestina.

Sebagian besar warga Palestina menjadi pengungsi tanpa kewarganegaraan di Jalur Gaza, Tepi Barat, dan negara-negara Arab tetangga. Hanya sebagian kecil yang pindah lebih jauh ke luar negeri.

Hingga saat ini, hanya sebagian kecil dari generasi penerus Palestina yang mengajukan atau menerima kewarganegaraan lain. Akibatnya, sebagian besar dari sekitar 6,2 juta warga Palestina di Timur Tengah masih tidak memiliki kewarganegaraan hingga generasi ketiga atau keempat, dilansir DW.

3. Warga Palestina punya hak untuk kembali ke tanah airnya

Nakba dan Malapetaka Dirampasnya Tanah Air PalestinaAnak Palestina menarik gerobak yang ditumpangi saudaranya saat mengungsi dari konflik bersenjata Israel dan milisi Palestina di Jalur Gaza, Palestina, Jumat (14/5/2021). (ANTARA FOTO/REUTERS/Mohammed Salem/foc.)

Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), pada 2022, memberikan bantuan dan mengoperasikan ratusan sekolah dan fasilitas kesehatan untuk setidaknya 2,3 juta pengungsi Palestina di Yordania, 1,5 juta pengungsi di Gaza, 870 ribu pengungsi di Tepi Barat yang diduduki, 570 ribu pengungsi di Suriah, dan 480 ribu pengungsi di Lebanon.

Kamp terbesar di masing-masing negara adalah Baqa’a di Yordania, Jabalia di Gaza, Jenin di Tepi Barat yang diduduki, Yarmouk di Suriah, Eand di El Hilweh di Lebanon.

Menurut hukum internasional, pengungsi mempunyai hak untuk kembali ke rumah dan punya hak atas harta benda yang dijarah. Banyak warga Palestina yang masih berharap untuk kembali ke negaranya.

Penderitaan pengungsi Palestina merupakan masalah pengungsi terpanjang yang belum terselesaikan di dunia.

Baca Juga: Dubes Palestina: Ribuan Warga Kami Tewas, PBB Diam Saja

Andi IR Photo Verified Writer Andi IR

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya