Suasana Mencekam, AS Imbau Warganya Tidak Pergi ke Bandara Kabul

Ada laporan Taliban menyiksa warga yang ingin dievakuasi

Jakarta, IDN Times - Amerika Serikat (AS) pada Sabtu (21/8/2021) mendesak warganya di Afghanistan untuk menghindari bepergian ke bandara Kabul, dengan alasan ancaman keamanan di dekat gerbangnya.

Sayangnya, peringatan yang disampaikan melalui laman Kedutaan Besar AS di Afghanistan kemudian dicuit oleh Departemen Luar Negeri di Washington, tidak merinci ancaman keamanan apa yang dimaksud.

Kendati begitu, AFP melaporkan kondisi di luar Bandara Internasional Hamid Karzai kacau balau, sebab banyak orang berharap bisa ikut proses evakuasi untuk melarikan diri dari Taliban yang kembali menguasai Afghanistan setelah 20 tahun.

"Karena potensi ancaman keamanan di luar gerbang di bandara Kabul, kami menyarankan warga AS untuk menghindari bepergian ke bandara dan menghindari gerbang bandara saat ini, kecuali Anda menerima instruksi individu dari perwakilan pemerintah AS untuk melakukannya," demikian keterangan yang disampaikan oleh AS.

1. Sekitar 2.500 orang telah dipulangkan ke AS

Suasana Mencekam, AS Imbau Warganya Tidak Pergi ke Bandara KabulWarga memenuhi ruangan dalam pesawat transportasi US Air Force C-17 Globemaster III, yang membawa 640 warga Afganistan menuju Qatar dari Kabul, Afganistan, Minggu (15/8/2021). Foto diambil tanggal 15 Agustus 2021. ANTARA FOTO/Courtesy of Defense One/Handout via REUTERS/rwa/cfo

Ketika ribuan orang AS dan Afghanistan menunggu di bandara untuk penerbangan evakuasi atau berkumpul di luar gerbangnya, Pentagon memperoleh laporan bila pejuang Taliban memukuli dan melecehkan orang-orang yang mencoba melarikan diri.

Pejabat Pentagon, yang berbicara tidak lama setelah peringatan dikeluarkan, menolak untuk merinci ancaman tersebut. Dia hanya mengatakan, pasukan AS akan memproses orang-orang yang telah mencapai gerbang bandara.

"Belum ada laporan perubahan situasi musuh saat ini, di dalam dan di sekitar bandara," kata Mayor Jenderal Hank Taylor.

Menurut Taylor, sedikitnya 17 ribu orang telah dievakuasi sejak operasi itu dimulai pada 14 Agustus. Kebanyakan dari mereka diterbangkan terlebih dahulu ke Qatar atau Kuwait dan sebanyak 2.500 orang telah dipulangkan ke AS.

Dalam 24 jam terakhir, kata Taylor, enam pesawat militer C-17 dan 32 penerbangan charter telah meninggalkan bandara Kabul membawa 3.800 orang.

Baca Juga: Tarik Mundur Pasukan, Ini 3 Kerugian Terbesar AS di Afganistan

2. AS berharap bisa mengevakuasi 30 ribu warga

Suasana Mencekam, AS Imbau Warganya Tidak Pergi ke Bandara KabulWarga berusaha menuju Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul, Afghanistan, Senin (16/8/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer/FOC/djo

Gedung Putih menargetkan untuk mengevakuasi 30 ribu orang AS dan warga sipil Afghanistan.

Pada Jumat (20/8/2021), Pentagon mengirim helikopter untuk menyelamatkan lebih dari 150 warga AS yang tidak dapat mencapai gerbang bandara, kata seorang pejabat. Tindakan itu membuktikan bahwa AS sebenarnya memiliki kapasitas untuk melampui wilayah penjagaan Taliban.

Pejabat Amerika sebelumnya mengkonfirmasi bahwa operasi evakuasi dari Afghanistan sempat terhenti sekitar tujuh jam pada Jumat, karena pangkalan penerima di Qatar meluap.

Presiden AS Joe Biden telah berjanji untuk memulangkan seluruh warganya yang ada di Afghanistan. Namun, Biden meminta warga AS di sana untuk bersabar, sebab tidak mudah bagi militer untuk menjamin keselamatan warga sipil hingga bandara.

Baca Juga: Warga Afghanistan Cerita Pemandangan Mengerikan di Bandara Kabul

3. NATO: Tantangan tersulit evakuasi adalah mengantarkan warga sampai pesawat

Suasana Mencekam, AS Imbau Warganya Tidak Pergi ke Bandara KabulPejuang Taliban berjaga-jaga di provinsi Ghazni, Afghanistan, Sabtu (14/8/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer.

Dilansir dari The Straits Times, pernyataan Sekjen NATO Jens Stoltenberg mengonfirmasi keterangan otoritas AS soal situasi yang tidak kondusif di sekitar bandara. Stoltenberg berkata, tantangan tersulit dalam proses evakuasi adalah mengantarkan warga hingga pesawat.

NATO sendiri masih memiliki 500 staf sipil, termasuk hampir 200 warga Afghanistan, yang bekerja di bandara untuk mengawal proses evakuasi.

"Kami memiliki lebih banyak pesawat daripada orang atau penumpang karena proses membawa orang, terutama warga Afghanistan, ke bandara dan diproses sekarang merupakan tantangan besar," kata Stoltenberg.

Banyak anggota NATO yang menegaskan pentingnya bekerja lebih keras untuk menyelamatkan seluruh nyawa warga negara, termasuk dengan menunda rencana penarikan pasukan. Sebelumnya, Gedung Putih berencana untuk menarik mundur semua pasukannya akhir bulan ini.

Di samping itu, NATO juga berharap Taliban bisa bersikap koperatif kepada warga Afghanistan dan warga asing yang ingin meninggalkan negeri.

"Mereka yang memiliki otoritas di Afghanistan harus menghormati dan memfasilitasi keberangkatan mereka yang aman dan tertib,” ujar Stoltenberg.

"AS telah menyatakan bahwa batas waktu berakhir pada 31 Agustus, tetapi beberapa sekutu kami mengemukakan perlunya untuk memperpanjang (penempatan militer) agar dapat mengeluarkan lebih banyak orang, " tambah dia. 

Andi IR Photo Verified Writer Andi IR

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya