Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ofer Cassif (x.com/@ofercass)
Ofer Cassif (x.com/@ofercass)

Jakarta, IDN Times - Seorang anggota parlemen Israel (Knesset) diskors selama 6 bulan karena mengecam agresi militer Israel di Gaza, yang menyebabkan hampir 44 ribu warga Palestina tewas. 

Komite Etik Knesset dengan suara bulat memutuskan untuk menskors Ofer Cassif, satu-satunya anggota Yahudi dari partai Hadash-Ta’al yang mayoritas Arab, pada Senin (11/11/2024).

Cassif tidak lagi diizinkan mengikuti debat atau rapat di Knesset, dan hanya diperbolehkan memasuki parlemen untuk memberikan suara. Selain itu, gajinya juga ditahan selama 2 minggu.

Dilansir dari Times of Israel, Komite Etik menyatakan bahwa keputusan tersebut didasarkan pada sejumlah insiden dalam beberapa tahun terakhir yang menuai kritik terhadap anggota parlemen sayap kiri itu. Salah satunya adalah cuitan Cassif yang menyebut warga Palestina yang melawan tentara Israel di kota Jenin sebagai pejuang kemerdekaan.

1. Cassif berkomitmen mengakhiri perang di Gaza

Terlepas dari hukuman itu, Cassif tetap mempertahankan pendiriannya. Ia mengatakan, pernyataan politiknya terhadap pendudukan, pembersihan etnis, kejahatan perang, dan genosida yang dilakukan oleh pemerintah Israel di Gaza adalah pernyataan yang berdasar dan dilindungi oleh kebebasan ekspresi secara politik.

“Hukuman saya merupakan kelanjutan dari penganiayaan politik terhadap penentang perang dan pengkritik pemerintahan berdarah (Perdana Menteri Benjamin) Netanyahu,” kata Cassif dalam sebuah pernyataan, seraya menyebutkan bahwa dirinya bangga menjadi mitra-mitra orang baik yang dianiaya oleh pemerintah yang jahat.

"Saya tidak akan diam dan akan terus berjuang untuk mengakhiri perang, mengembalikan sandera, mengakhiri pendudukan, dan mendirikan negara Palestina di samping Israel — untuk perdamaian, kesetaraan, dan keadilan bagi kedua bangsa," ujarnya.

Komite Etik berargumen, meskipun kebebasan berpendapat harus dilindungi, terdapat perbedaan antara kritik yang sah terhadap Israel dan mendorong pertumpahan darah terhadap militer dan negara itu.

2. Netanyahu dituding berusaha melemahkan oposisi

Menanggapi putusan Komite Etik, partai Hadash menyatakan bahwa mereka menilai hukuman tersebut sebagai bagian dari upaya yang lebih besar oleh rezim Netanyahu untuk melemahkan atau bahkan menghilangkan oposisi politik di Israel.

“Kami akan terus berjuang melawan kelaparan, pembersihan etnis, dan pembunuhan terhadap orang-orang tak berdosa, dan kami akan selalu mendukung pihak yang paling rentan, Israel dan Palestina, melawan pemerintah yang hanya menginginkan pemukiman dan perang abadi," kata partai itu dalam sebuah pernyataan.

Dilansir dari The New Arab, Cassif menyebut Netanyahu sebagai seseorang psikopat, fasis, dan diktator. Menurutnya, perdana menteri Israel itu ingin menghilangkan semua kritik terhadap dirinya dan juga pemerintahannya.

"Netanyahu hanya peduli pada kepentingannya sendiri. Apa yang kita saksikan dalam dua tahun terakhir adalah Netanyahu dan para pendukungnya membungkam kritik atau suara alternatif apa pun," lanjutnya.

3. Cassif dukung gugatan Afrika Selatan terhadap Israel di ICJ terkait kasus genosida

Cassif juga secara terbuka mendukung mosi Afrika Selatan yang menuduh Israel melakukan genosida di Pengadilan Internasional (ICJ). 

Pada Februari, anggota Knesset Oded Forer mencoba untuk memakzulkan Cassif karena dukungannya terhadap mosi Afrika Selatan. Namun, upaya tersebut gagal karena hanya 85 anggota parlemen yang mendukung pemakzulan tersebut, kurang lima suara untuk mencapai ambang batas tiga perempat (90 dari 120 kursi) yang diperlukan untuk memakzulkan seorang anggota Knesset.

Cassif, yang lahir di dekat Tel Aviv pada 1964, telah menjadi anggota Knesset selama sekitar lima tahun. Ia menempuh pendidikan di London School of Economics dan pernah menjadi akademisi di Universitas Ibrani Yerusalem. Ia pernah mendekam di penjara karena menolak bertugas sebagai tentara di wilayah Palestina yang diduduki.

Pada 2022, Cassif mengklaim polisi Israel memukulinya setelah ia ikut serta dalam protes menentang pemukiman Yahudi ilegal di Yerusalem Timur yang diduduki. Ia juga bergabung dalam demonstrasi yang dipimpin warga Palestina di lingkungan Sheikh Jarrah, Yerusalem, untuk mengecam pengusiran paksa warga Palestina yang tinggal di sana.

Cassif menyatakan bahwa ia mendukung solusi dua negara dan menentang pemukiman Israel yang ilegal di Tepi Barat yang diduduki.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorFatimah