AS Tak Akan Batasi Transfer Senjata ke Israel

Jakarta, IDN Times - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden tidak akan membatasi pengiriman senjata ke Israel, seperti pertanyaannya pada bulan lalu. Pada Selasa (12/11/2024), Washington mengklaim bahwa Israel telah membuat beberapa kemajuan soal meningkatkan aliran bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Pada bulan lalu, Biden menetapkan batas waktu yang berakhir pada Selasa bagi Israel untuk meningkatkan makanan dan bantuan darurat lainnya ke Gaza. Pihaknya mengancam akan membatasi dukungan militer, jika negara itu gagal memperbaiki situasi di wilayah Palestina tersebut yang semakin memburuk.
Keputusan Washington diambil meski beberapa organisasi bantuan internasional menyebut Israel gagal memenuhi tuntutan AS untuk memberikan akses kemanusiaan yang lebih besar ke Jalur Gaza. Para ahli telah memperingatkan bahwa wilayah utara Gaza kemungkinan sudah mengalami kelaparan.
1. Kelompok internasional menilai Israel justru memperburuk situasi di Gaza
Delapan kelompok internasional mengatakan, Israel juga mengambil tindakan yang secara dramatis memperburuk situasi di lapangan, khususnya di wilayah utara Gaza. Situasi Gaza saat ini berada dalam kondisi yang lebih mengerikan dibandingkan sebulan lalu, mengutip Al Jazeera.
Kelompok gabungan menyoroti 19 tindakan kepatuhan terhadap tuntutan AS. Tel Aviv gagal memenuhi 15 tindakan dan hanya memenuhi sebagian dari empat tindakan tersebut.
Saat ini, tingkat bantuan dianggap masih jauh di bawah standar dan akses ke Gaza utara masih dibatasi. Selain itu, Israel juga terus menerapkan undang-undang yang menentang badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA).
Menurut komisaris jenderal badan tersebut, Philippe Lazzarini, rata-rata lebih dari 30 truk sehari telah diizinkan masuk ke Gaza, yang mewakili lebih dari 6 persen kebutuhan sehari-hari. Menurutnya, jumlah tersebut tidaklah cukup. Sebelum Israel melancarkan serangannya, sekitar 500 truk memasuki daerah kantong tersebut setiap harinya.
2. Washington klaim kemajuan dalam perizinan bantuan yang masuk ke Gaza

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Vedant Patel, mengaku telah melihat beberapa kemajuan dalam distribusi bantuan, termasuk pembukaan penyeberangan baru ke Gaza. Patel mengatakan bahwa kemajuan yang dicapai harus ditingkatkan dan dipertahankan.
Pada Oktober, AS memberi Israel waktu 30 hari untuk memenuhi tuntutannya. Washington meminta negara itu untuk mengizinkan minimal 350 truk bantuan masuk ke Gaza setiap harinya, membuka persimpangan kelima, mengizinkan orang-orang di kamp pesisir untuk pindah ke daratan, dan memastikan akses bagi kelompok bantuan ke Gaza utara.
Washington juga menuntut Israel untuk menghentikan undang-undang yang akan menghambat operasi UNRWA. Pihaknya saat ini mengaku belum membuat penilaian bahwa Negara Yahudi itu melanggar hukum AS.
"Kami tidak memberikan izin kepada Israel. Kami ingin melihat situasi kemanusiaan secara keseluruhan membaik, dan kami pikir beberapa langkah ini akan memungkinkan kondisi tersebut terus mengalami kemajuan," ungkap Patel, dikutip dari Associated Press.
3. Tekanan kepada Israel disebut akan berkurang di masa Trump

Kekhawatiran semakin meningkat tekanan untuk mengatasi krisis kemanusiaan di Gaza akan memudar seiring kembalinya Donald Trump ke Gedung Putih.
Mantan direktur eksekutif Human Rights Watch, Kenneth Roth, memperingatkan bahwa Trump, yang merupakan sekutu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, memperkecil kemungkinan Tel Aviv mendapat tekanan untuk memenuhi persyaratan yang diperintahkan oleh Washington.
"Netanyahu mengabaikan pemerintahan Biden. Sekarang setelah Trump menang, Netanyahu hanya bisa menunggu penghentian bantuan (militer), dan mengandalkan Trump untuk memulihkannya dalam beberapa bulan," kata Roth, dilaporkan oleh NBC News.