8 Juta Penduduk Yaman Berpotensi Kehilangan Bantuan Bulan Depan

Pendanaan bantuan berkurang, konflik di Yaman semakin meluas

Jakarta, IDN Times - Delapan juta penduduk Yaman berpotensi kehilangan bantuan internasional pada Maret 2022, ungkap petugas PBB, dilansir Al Jazeera. Hal tersebut diungkap di saat eskalasi perang pada bulan Januari 2022 lalu meningkat dan menyebabkan korban jiwa terbanyak dalam tiga tahun terakhir. 

Utusan khusus PBB Hans Grundberg dan ketua urusan kemanusiaan PBB Martin Griffiths mengatakan Dewan Keamanan PBB pada Selasa (15/02/2022) terkait berkurangnya program bantuan PBB yang mencapai dua per tiga dari persediaan normal. Di sisi lain, intensitas perang dalam beberapa waktu terakhir meningkat berkali-kali lipat. 

1. Situasi di Yaman pada bulan Januari 2022 memburuk

Sejak terjadi perang domestik pada 2014 dan militan Houthi berhasil menguasai daerah Yaman bagian utara, banyak sekali korban berjatuhan, termasuk anak-anak dan perempuan. Ibu Kota Yaman, Sanaa, juga diketahui telah jatuh di tangan militan Houthi sehingga memaksa Presiden Yaman, Abd Rabbuh Mansur Hadi, mengungsi ke bagian selatan Yaman. 

Kerajaan Arab Saudi memutuskan untuk ikut campur dalam konflik domestik di Yaman pada Maret 2015 lalu dengan dibantu oleh negara-negara barat, termasuk Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis. Beberapa tahun telah berlalu, kondisi Yaman tak kunjung membaik. 

Pada Januari 2022, 650 masyarakat sipil dinyatakan meninggal atau terluka parah akibat serangan udara, penembakan, dan aksi lainnya. Menurut Grundberg, "Sejauh ini merupakan korban tertinggi dalam tiga tahun terakhir". 

2. Tantangan terbesar lembaga bantuan saat ini adalah pendanaan

Krisis di Yaman yang tak kunjung usai masih mengancam jutaan penduduk Yaman. Mereka diketahui kehilangan tempat tinggal, tempat ibadah, sekolah, rumah sakit, dan tempat berlindung. Ketua urusan PBB, Martin Griffiths, mengatakan bahwa tantangan terbesar lembaga kemanusiaan saat ini adalah pendanaan. 

Selama ini, jutaan penduduk Yaman bergantung pada program bantuan kemanusiaan untuk bertahan hidup. Griffith juga menyatakan lembaganya tidak akan menyerah untuk tidak memberikan makanan sama sekali terhadap jutaan orang di Yaman. 

Mereka juga siap untuk menangguhkan berbagai penerbangan jika dibutuhkan untuk mendapatkan pekerja sosial dan pasokan ke negeri tersebut. Jika tidak, hal tersebut dapat berakibat fatal terhadap kehidupan masyarakat di sana.

Baca Juga: Kelaparan di Yaman, Warga Baku Hantam Berebut Sembako

3. World Food Programme terpaksa mengurangi rasio makanan untuk delapan juta orang

Pada Desember 2021 lalu, World Food Programme terpaksa mengurangi rasio bantuan makanan untuk delapan juta orang. Pengurangan tersebut akan berdampak pada suplai bantuan makanan pada Maret 2022. Sementara itu, PBB juga diketahui telah membatalkan berbagai penerbangan untuk bantuan kemanusiaan pada Maret 2022 mendatang. 

Pada 2021, bantuan kemanusiaan Yaman menerima 2,27 miliar dolar AS atau setara Rp32 triliun. Angka ini jauh di bawah target penerimaan pada 2021 yang sebesar Rp54 triliun. Target bantuan kemanusiaan di Yaman pada 2022 belum dirilis hingga saat ini. 

Kekurangan sumber daya tersebut juga akan mengakibatkan 3,6 juta orang kekurangan air bersih sekaligus mengakhiri program yang mempromosikan kesetaraan gender dan kesehatan. 

Di sisi lain, Swedia dan Swiss dikabarkan akan menjadi tuan rumah perjanjian tingkat tinggi untuk Yaman bersama para anggota PBB pada 16 Maret 2022. Belum dijelaskan secara mendetail output apa saja yang akan ditargetkan pada pertemuan tersebut. 

Baca Juga: Konflik Yaman, PBB Butuh Dana Bantu 16 Juta Korban Perang

Anoraga Ilafi Photo Verified Writer Anoraga Ilafi

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya