Ratusan Ribu Penduduk Rusia Hengkang sejak Invasi Ukraina

Resesi ekonomi dapat jadi faktor eksodus di Rusia

Jakarta, IDN Times - Setidaknya terdapat 200 ribu orang meninggalkan Rusia dalam 10 hari pertama perang di Ukraina. Hal tersebut disampaikan oleh Konstantin Sonin, seorang ekonom kelahiran Rusia di University of Chicago.

“Eksodus tragis yang tidak terlihat selama satu abad,” tulis Sonin dalam akun Twitter miliknya.

Ini merupakan eksodus terbesar sejak “Emigrasi Putih” yang mengikuti revolusi Bolshevik 1917 sekitar lima juta orang melarikan diri dari bekas pembatasan Rusia yang berakhir di Jerman , Prancis, Amerika Serikat, Argentina, dan China.

Baca Juga: Akibat Perang, Lebih dari 10 Juta Orang Ukraina Mengungsi

1. Sebagian besar emigran asal Rusia kabur ke Georgia, Turki, dan Armenia

Sebuah survei terhadap lebih dari 2.000 emigran asal Rusia yang dilakukan pada pertengahan Maret 2022 oleh OK Russians, sebuah organisasi nirlaba yang baru lahir yang membantu para emigran, menemukan bahwa para emigran memiliki latar belakang yang berbeda.

Sekitar dua per tiga dari mereka yang pergi adalah pakar teknologi dan informatika, manajer, dan sisanya adalah pekerja kantoran, termasuk pekerja lepas kreatif, desainer, blogger, jurnalis, dilansir Al Jazeera. Belum diketahui secara pasti mengapa profesi-profesi tersebut malah kabur dari Rusia. 

Survei menyimpulkan bahwa setidaknya 300 ribu orang Rusia telah meninggalkan negara itu sekitar 16 Maret. Sebagian besar dari mereka pergi ke negara-negara seperti Georgia, Turki, dan Armenia. 

Baca Juga: Dubes Ukraina: Terlalu Banyak Korban Jiwa dari Invasi Rusia

2. Warga Rusia juga banyak yang tak dukung "operasi militer" di Ukraina

Ratusan Ribu Penduduk Rusia Hengkang sejak Invasi UkrainaPresiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa (twitter.com/CyrilRamaphosa)

Pemerintah Rusia diduga telah menyebarkan propaganda agar mendukung invasi Ukraina kepada para penduduk di sana. Acara televisi yang dipenuhi propaganda disiarkan "hampir sepanjang waktu" di media-media lokal Rusia. 

“Ini membunuh semua orang dan segalanya, mengubah hitam menjadi putih dan sebaliknya. Tahun demi tahun, tetes demi tetes, palsu demi palsu.”, ungkap seorang warga asal Moskow kepada Al Jazeera

Tak semua warga Rusia setuju dengan invasi di Ukraina. Banyak juga yang diketahui menentang invasi yang dilakukan sejak 24 Februari 2022 lalu. Sayangnya, terdapat tindakan represif terhadap para penentang invasi Rusia.

Ribuan kritikus "operasi militer" telah dipenjara, dilecehkan, rumah mereka digerebek, menjadi sasaran kampanye kotor, dan diserang secara fisik oleh preman tak dikenal, kata kelompok HAM di Rusia, tulis The Guardian

Baca Juga: Crazy Rich Ukraina Rinat Akhmetov Janji Danai Pembangunan Negara

3. Perekonomian Rusia diambang kehancuran bisa jadi alasan eksodus besar-besaran

Perekonomian Rusia siap runtuh pada 2022 setelah Amerika Serikat dan sekutu Eropanya menghantam Kremlin dengan serangkaian hukuman keuangan dan ekspor-impor sebagai konsekuensi invasi di Ukraina. 

Aktivitas manufaktur Rusia tertekan pada bulan Maret yang mana telah mengalami kontraksi paling tajam sejak Mei 2020. Sanksi Barat telah secara efektif mengisolasi Rusia dari sistem keuangan internasional dan mencegahnya mengakses teknologi paling mutakhir.

Para ahli berpikir itu hanyalah awal dari kemerosotan besar bagi ekonomi Rusia tahun ini. Institute for International Finance (IIF), sebuah think tank yang berbasis di Washington, memperkirakan bahwa produk domestik bruto Rusia dapat turun sebesar 15 persen pada tahun 2022 dan 3 persen pada tahun 2023 sebagai akibat dari sanksi, Fox Business.

Kontraksi sebesar itu akan menjadi sekitar dua kali lebih tajam dari resesi Rusia selama krisis keuangan global pada 2008. Adanya potensi resesi ini dapat menajdi alasan eksodus besar-besaran penduduk Rusia ke negara lainnya. 

Anoraga Ilafi Photo Verified Writer Anoraga Ilafi

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya