Rusia Ingatkan Konflik di Ukraina Bisa Memburuk Jadi Perang Nuklir

Rusia sebut risiko Perang Dunia III di depan mata

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, pada Senin (25/4/2022) memperingatkan bahwa konflik di Ukraina berisiko meningkat menjadi perang dunia ketiga. Tak hanya itu, Lavrov juga menyatakan bahwa NATO terlibat dalam Perang Ukraina-Rusia karena telah memasok persenjataan menuju Kiev. 

Sebelumnya, negara-negara anggota NATO telah memasok secara besar-besaran berbagai persenjataan kepada militer Ukraina. Lavrov mengatakan, risiko konflik nuklir tidak boleh diremehkan dan bahwa inti dari setiap kesepakatan untuk mengakhiri konflik di Ukraina akan sangat bergantung pada situasi militer di lapangan.

1. Lavrov menilai negara-negara Barat berusaha menggertak di panggung internasional

Lavrov secara terang-terangan menuduh NATO dan sekutunya berusaha untuk menggertak Rusia di panggung internasional. Lavrov mengatakan bahwa ketegangan antara AS dan sekutu dengan Rusia dikabarkan lebih buruk daripada selama krisis rudal Kuba pada puncak Perang Dingin, dilansir Daily Mail UK

Saat ditanya langsung tentang kemungkinan perang nuklir, Lavrov dengan tegas menjawab resiko perang nuklir sangat nyata.

"Risikonya sangat signifikan. Saya tidak ingin bahaya dibesar-besarkan secara artifisial (tetapi) ini serius, nyata. Itu tidak bisa diremehkan," kata dia.

Terlepas dari keterangan Lavrov, sebagai informasi negara-negara Barat dan Rusia telah meratifikasi Treaty on the Prohibition of Nuclear Weapons (TPNW) yang melarang penggunaan senjata nuklir. 

Baca Juga: Politikus Korsel Soal Korut: Nuklir Dilawan Nuklir, AS Jangan Naif!

2. Terdapat kemungkinan Lavrov ternyata menegaskan posisi Rusia menolak perang nuklir

Wawancara itu ditayangkan beberapa jam setelah Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Antony Blinken, dan Menteri Pertahanan, Lloyd Austin, mengunjungi Kiev dan menjanjikan lebih banyak bantuan militer ke Ukraina. 

AS juga akan menjadi tuan rumah pertemuan lebih dari 40 negara minggu ini, untuk pembicaraan pertahanan terkait Ukraina yang akan fokus pada pengiriman senjata menuju Kiev. 

Selama wawancara, Lavrov ditanya tentang pentingnya menghindari Perang Dunia III dan perbandingan dengan krisis rudal Kuba pada tahun 1962, yang merupakan titik terendah dalam hubungan AS-Soviet.

“Ini (menghindari Perang Dunia III) adalah posisi kunci kami di mana kami meletakkan segalanya. Risikonya sekarang cukup besar,” kata dia, dikutip dari Al Jazeera

Baik Rusia, AS, dan negara-negara Eropa lainnya diketahui sedang menahan diri agar tidak melakukan manuver aktivasi senjata nuklir.

Dmitri Alperovitch, pimpinan Silverado Policy Accelerator, menafsirkan bahwa Labrov sebenarnya menolak untuk perang nuklir. Dia mengatakan maksud Lavrov melalui akun Twitter miliknya, "Perang nuklir tidak dapat diterima, ini adalah posisi berprinsip Moskow."

3. Rusia telah menempatkan pasukan pencegah nuklirnya dalam siaga tinggi

Rusia Ingatkan Konflik di Ukraina Bisa Memburuk Jadi Perang NuklirPresiden Rusia, Vladimir Putin, saat berpidato di hadapan seluruh senator Rusia pada tanggal 23 September 2020 lalu. (Twitter.com/KremlinRussia_E)

Invasi Rusia dua bulan ke Ukraina, serangan terbesar di negara Eropa sejak 1945, telah menyebabkan ribuan orang tewas dan terluka. Berbagai bangunan kota telah menjadi puing-puing dan memaksa lebih dari 5 juta orang mengungsi ke luar negeri.

Rusia menyebut tindakannya sebagai operasi militer khusus, demi melucuti senjata Ukraina dan melindunginya dari NAZI. Berbagai negara menyebut alasan Rusia tidak masuk akal. 

Ukraina dan Barat mengatakan ini dalih palsu untuk agresi yang tidak beralasan terhadap negara berdaulat oleh Presiden Rusia Vladimir Putin. Di balik itu, Rusia berusaha untuk menegaskan posisinya untuk mencaplok Krimea, Donbass, dan Donetsk. 

Pemimpin Rusia di awal perang juga menempatkan pasukan pencegah nuklirnya dalam siaga tinggi. Walau begitu, belum ada manuever dari negara manapun untuk menginisiasi aktivasi senjata nuklir. 

Baca Juga: Putin Tuduh Negara Barat Berusaha Membunuh Jurnalis Rusia

Anoraga Ilafi Photo Verified Writer Anoraga Ilafi

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya