Serangan Al-Shabab Bunuh 54 Tentara Uganda di Somalia

Kelompok Al-Shabab masih leluasa di Somalia

Jakarta, IDN Times - Presiden Uganda, Yoweri Museveni, telah mengumumkan kematian 54 tentara Uganda dalam serangan oleh kelompok Al-Shabab. Para pasukan tersebut diserang di pangkalan yang menampung pasukan penjaga perdamaian Uni Afrika di Somalia.

Pernyataan Museveni dirilis pada Sabtu (3/6/2023), setelah kelompok Al-Shabab menyerbu pangkalan di Bulamarer. Lokasi tersebut berjarak 130 kilometer dari barat daya ibu kota Somalia, Mogadishu.

Baca Juga: Dari Somalia, Al-Shabab Lintasi Teritori Somalia untuk Balas Dendam

1. Pangkalan militer berhasil dikuasai kembali oleh pasukan Uganda

Serangan Al-Shabab Bunuh 54 Tentara Uganda di Somaliailustrasi tentara (pixabay.com/Danielhadmanphotography)

Kelompok Al-Shabab sendiri mengklaim melakukan serangan bom bunuh diri pada 26 Mei 2023 dan menewaskan 137 tentara. Presiden Uganda Museveni mengatakan Pasukan Pertahanan Rakyat Uganda (UPDF) telah merebut kembali pangkalan itu dari kelompok bersenjata yang terkait dengan al-Qaeda tersebut. 

“Tentara kami menunjukkan ketangguhan yang luar biasa dan mengatur ulang diri mereka sendiri, sehingga pangkalan itu direbut kembali pada Selasa (30/4/2023),” kata Museveni pada Sabtu (3/6/2023) waktu setempat, dilansir Al Jazeera.

Museveni mengatakan pekan lalu bahwa ada korban dari Uganda. Walau begitu, dia tidakmemberikan rincian lebih lanjut tentang serangan terhadap pasukannya yang bertugas di Misi Peralihan Uni Afrika di Somalia (ATMIS).

Baca Juga: Cegah Al-Shabab Serang Desa, Militer Somalia Bunuh 49 Teroris

2. Al-Shabab masih bisa melancarkan serangan di wilayah Somalia

Serangan Al-Shabab Bunuh 54 Tentara Uganda di SomaliaIlustrasi Aksi Terorisme (IDN Times/Mardya Shakti)

Al-Shabab telah berjuang sejak 2006 dengan tujuan menggantikan pemerintah Somalia yang didukung negara-negara Barat. Pada Agustus 2023, serangan intensif pemerintah dimulai setelah kemenangan pemilihan Presiden Hassan Sheikh Mohamud.

Hal ini membuat arahan untuk mengerahkan perlawanan ke kelompok teroris itu semakin intens. Akan tetapi, al-Shabab masih mampu melancarkan serangan signifikan terhadap pemerintah, bisnis, dan militer.

Bahkan, serangan itu juga sesekali mengenai negara tetangga Kenya yang merupakan bagian dari pembalasan atas pengiriman pasukan Nairobi. ATMIS, yang memiliki 22 ribu tentara, telah membantu pemerintah federal Somalia dalam perangnya melawan Al-Shabab sejak 2022. 

Baca Juga: Operasi Militer Somalia Tewaskan Lebih dari 100 Teroris Al-Shabab

3. Popularitas Al-Shabab di Somalia meningkat akibat media

Serangan Al-Shabab Bunuh 54 Tentara Uganda di SomaliaAplikasi sosial media di handphone (unsplash.com/Jeremy Bezanger)

Meskipun Al-Shabab telah menyebarluaskan propagandanya melalui berbagai media, sebagian besar keterlibatannya dengan warga Somalia di daerah pedesaan dilakukan secara tatap muka atau melalui siaran radio.

Secara tatap muka, kelompok ini mengadakan seminar tentang keagamaan dan pertemuan masyarakat tentang hal-hal seperti distribusi biji-bijian dan ternak. Kelompok ini juga mengoperasikan stasiun radionya sendiri, Radio Andalus.

Radio ini dioperasikan menggunakan stasiun relai dan peralatan lain yang disita dari stasiun radio swasta, termasuk BBC. Al-Shabaab mulai membuat film propaganda di awal kampanyenya melawan pasukan Ethiopia, yang diproduksi oleh sayap medianya Yayasan Media al-Kataib, tulis Sage Journals.

Anoraga Ilafi Photo Verified Writer Anoraga Ilafi

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya