Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Diplomasi Indonesia. (X/@Kemlu_RI)
Diplomasi Indonesia. (X/@Kemlu_RI)

Intinya sih...

  • Diplomasi adalah alat utama negara untuk mencapai kepentingan nasional melalui dialog dan negosiasi tanpa kekerasan.

  • Sejarah diplomasi berkembang dari hubungan antar kerajaan kuno hingga menjadi sistem global modern yang melibatkan aktor negara dan non-negara.

  • Bentuk diplomasi kini beragam mulai dari tradisional maupun modern dan berfungsi menjaga perdamaian, membangun hubungan, serta menciptakan kerja sama internasional.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN TimesDiplomasi merupakan metode yang digunakan pemerintah untuk mempengaruhi keputusan dan perilaku negara lain melalui dialog, negosiasi, dan tindakan nonkekerasan. Melansir Ensiklopedia Britannica, diplomasi berkembang dari praktik hubungan resmi antarnegara di Eropa pasca-Renaisans dan kini mencakup dialog multilateral, konferensi internasional, hingga diplomasi informal oleh aktor non pemerintah.

Istilah diplomasi berasal dari bahasa Prancis yang berakar pada kata Yunani diplōma, merujuk pada dokumen resmi yang memberikan hak istimewa bagi pembawanya. Seiring berjalannya waktu, konsep tersebut berkembang menjadi praktik hubungan internasional yang lebih luas.

1. Awal mula diplomasi

ilustrasi sejarah dunia (unsplash.com/AndrewNeel)

Sejarah diplomasi dapat ditelusuri sejak zaman kuno ketika peradaban awal pertama kali membentuk hubungan melalui perjanjian, utusan, dan aliansi. Pada era ini, diplomasi menjadi alat penting dalam mengatur hubungan antar kerajaan serta menghindari perselisihan yang dapat mengganggu stabilitas wilayah. Praktik awal diplomasi banyak dipengaruhi oleh struktur kekuasaan kuno dan kebutuhan untuk menjaga keseimbangan antar-kekaisaran.

Memasuki abad pertengahan dan zaman modern, diplomasi berkembang pesat seiring bangkit dan runtuhnya kekaisaran, penyebaran agama, serta kolonialisme. Sistem negara-bangsa yang muncul pada abad ke-17 turut memperkuat diplomasi sebagai institusi formal. Diplomasi Eropa kemudian menyebar ke seluruh dunia dan menjadi dasar diplomasi modern, yang melibatkan aktor negara maupun non-negara melalui konferensi internasional, organisasi global, dan mekanisme kerja sama multilateral.

2. Hakikat dan tujuan diplomasi

ilustrasi diplomasi (pexels.com/August de Richelieu)

Diplomasi sering disamakan dengan kebijakan luar negeri, meski keduanya berbeda secara konsep. Kebijakan luar negeri menetapkan tujuan serta strategi suatu negara, sementara diplomasi menjadi instrumen untuk mencapai tujuan tersebut melalui cara damai. Diplomasi berfungsi sebagai alternatif dari penggunaan kekuatan, dan mengutamakan dialog untuk menyelesaikan konflik.

Tujuan utama diplomasi adalah memajukan kepentingan nasional tanpa menimbulkan biaya besar atau permusuhan. Diplomasi bekerja menjaga perdamaian, membangun hubungan baik, serta menciptakan kondisi internasional yang kondusif bagi kerja sama.

Kekuatannya terletak pada kemampuan menegosiasikan kepentingan yang berbeda tanpa konfrontasi. Bahkan dalam masa perang, diplomasi tetap berfungsi sebagai alat transisi menuju gencatan senjata dan rekonsiliasi antar negara.

3. Jenis dan bentuk diplomasi

ilustrasi diplomat (pexels.com/August de Richelieu)

Diplomasi memiliki berbagai bentuk yang berkembang mengikuti dinamika global. Diplomasi tradisional adalah hubungan resmi antarnegara yang dijalankan oleh diplomat profesional seperti duta besar. Bentuk ini menekankan negosiasi formal dalam kerangka bilateral maupun multilateral. Diplomasi tradisional merupakan hubungan formal yang dilakukan oleh wakil negara yang terakreditasi.

Sementara itu, diplomasi modern melibatkan aktor non-negara seperti LSM, media, perusahaan, hingga figur publik. Diplomasi dapat bersifat bilateral, multilateral, berkelanjutan, dan fleksibel, bergantung pada kebutuhan dan konteks hubungan internasional. Selain itu, terdapat pula diplomasi internasional yang melibatkan negosiasi global antara negara dan aktor lain demi mencapai tujuan bersama.

Keragaman bentuk diplomasi ini mencerminkan kompleksitas sistem internasional dan pentingnya adaptasi dalam menjaga hubungan antar bangsa.

Editorial Team