Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi bendera Arab Saudi. (unsplash.com/ Akhilesh Sharma)

Jakarta, IDN Times - Arab Saudi dikabarkan telah meningkatkan operasi penangkapan warganya yang mengunggah atau berkomentar soal Gaza dan perang antara Hamas dan Israel di media sosial. Warga yang mengunggah komentar anti-Israel juga ditangkap.

Hal ini diduga dilakukan Arab Saudi dalam proses normalisasi hubungan dengan Israel, selepas kunjungan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken, kemarin.

“Pembatasan terhadap kebebasan berpendapat termasuk di dunia maya sudah lama menjadi hal yang biasa di Saudi. Namun sejumlah penangkapan baru-baru ini secara khusus karena berkomentar soal konflik di Gaza,” kata kelompok HAM yang berbasis di Riyadh, dikutip dari Times of Israel, Jumat (3/5/2024).

Saudi juga menangkap warga yang berkomentar menghasut memboikot produk-produk AS. Namun, kelompok HAM tersebut mengatakan belum ada angka yang pasti terkait berapa orang yang ditangkap saat ini. 

1. Ditangkap karena sebut Israel tidak bisa dimaafkan

Baru-baru ini dilaporkan ada seorang eksekutif sebuah perusahaan yang ditangkap karena berkomentar di media sosia. Ia menyebut Israel tidak bisa dimaafkan terkait aksi serangan di Gaza.

Eksekutif ini bekerja di perusahaan yang terlibat dalam proyek rencana ekonomi Visi 2030 Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman.

Penangkapan itu disebut bertujuan mencegah warga Arab Saudi berkomentar soal kondisi Gaza yang mungkin bisa membahayakan keamanan nasional.

2. AS bicarakan normalisasi hubungan Saudi-Israel

Sementara itu, Menlu AS Antony Blinken dalam kunjungannya ke Riyadh baru-baru ini menyatakan AS siap dengan kerja sama paket bantuan keamanan yang ditawarkan ke Saudi, jika negara tersebut menormalisasi hubungannya dengan Israel.

Namun, selama ini, Saudi tetap kukuh dengan pendiriannya bahwa selama Palestina belum merdeka, mereka tidak akan menormalisasi hubungan apa pun dengan Israel.

“Pekerjaan yang dilakukan bersama antara AS dan Saudi, dalam hal perjanjian kita sendiri, hampir selesai. Tetapi untuk melanjutkan normalisasi, diperlukan dua hal yaitu ketenangan di Gaza dan jalan yang kredibel menuju negara Palestina,” ucap Blinken.

3. Saudi minta Palestina merdeka dulu

Menjawab pernyataan Blinken, Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan menegaskan jalan memerdekaan Palestina menjadi sebuah negara adalah satu-satunya cara untuk melancarkan semua kerja sama.

“Untuk perjanjian AS-Saudi, sangat dekat, sebagian besar sudah selesai,” tuturnya, tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Editorial Team