Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi jet tempur (pexels.com/pexels.com/Emrah Aslantepe)
ilustrasi jet tempur (pexels.com/pexels.com/Emrah Aslantepe)

Intinya sih...

  • AS membalas serangan mematikan dekat Palmyra

  • Pete Hegseth menyampaikan pesan balasan pemerintah AS

  • Operasi lanjutan koalisi menekan jaringan ISIS

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Yordania memastikan keterlibatannya dalam serangan udara Amerika Serikat (AS) yang menargetkan posisi kolompok radikal (ISIS) di Suriah bagian selatan pada Sabtu (20/12/2025). Angkatan Udara Kerajaan Yordania menjalankan serangan presisi pada Jumat (19/12/2025) dini hari. Sejumlah sasaran milik kelompok teroris itu menjadi fokus operasi. Aksi militer tersebut dilakukan bersama AS dalam kerangka koalisi internasional melawan ISIS.

Dilansir dari Anadolu Agency, langkah ini diarahkan untuk menghalangi upaya ISIS membangun kembali kekuatan yang berpotensi mengusik stabilitas kawasan. Atas dasar itu, Yordania memandang operasi tersebut krusial, terutama ketika ISIS kembali menunjukkan aktivitas penguatan di Suriah selatan.

1. AS membalas serangan mematikan dekat Palmyra

ilustrasi perang (pexels.com/Beyzanur K.)

AS melakukan aksi balasan atas serangan mematikan pada 13 Desember 2025 yang menewaskan dua prajuritnya di sekitar Palmyra, Suriah tengah. Dua prajurit yang gugur adalah Sgt. Edgar Brian Torres Tovar (25) asal Des Moines, Iowa, serta Sgt. William Nathaniel Howard (29) dari Marshalltown, Iowa. Keduanya bertugas di Garda Nasional Iowa, sementara tiga personel lain dari unit yang sama mengalami luka-luka.

Operasi ini dinamai Operation Hawkeye, merujuk pada julukan negara bagian Iowa sebagai Negara Bagian Mata Elang, dan menghantam sekitar 70 target yang terkait ISIS. Sasaran itu meliputi infrastruktur serta lokasi penyimpanan senjata di berbagai wilayah Suriah. Perencanaan serangan ditujukan untuk melemahkan sisa-sisa ISIS sekaligus menekan ancaman terhadap pasukan AS di kawasan.

2. Pete Hegseth menyampaikan pesan balasan pemerintah AS

ilustrasi bendera Amerika Serikat (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Menteri Pertahanan Pete Hegseth menyebut serangan tersebut sebagai bentuk pernyataan balas dendam melalui unggahan di X.

“Ini bukan awal dari sebuah perang — ini adalah pernyataan balas dendam. AS, di bawah kepemimpinan Presiden Trump, tidak akan pernah ragu dan tidak akan pernah berhenti untuk membela rakyat kami,” tulisnya, dikutip dari CNN.

Presiden Donald Trump juga menyampaikan pengumuman melalui Truth Social terkait respons militer AS.

“Dengan ini saya mengumumkan bahwa AS sedang memberikan pembalasan yang sangat serius, seperti yang saya janjikan, kepada teroris pembunuh yang bertanggung jawab,” tulisnya.

Trump menyatakan bahwa AS tengah melancarkan serangan sangat kuat terhadap benteng-benteng ISIS di Suriah, wilayah yang digambarkannya penuh masalah namun berpeluang memiliki masa depan cerah jika ISIS dapat dimusnahkan. Ia juga menyampaikan bahwa pemerintah Suriah sepenuhnya mendukung langkah tersebut.

3. Operasi lanjutan koalisi menekan jaringan ISIS

ilustrasi militer (pexels.com/Somchai Komkamsri)

Setelah serangan bulan ini, pasukan AS bersama mitra menjalankan 10 operasi yang menewaskan atau menahan sekitar 23 orang. Dari rangkaian operasi itu, aparat turut mengamankan perangkat elektronik yang menghasilkan intelijen penting. Informasi tersebut kemudian dimanfaatkan untuk menetapkan sasaran serangan udara pada pekan berikutnya.

Yordania tercatat sebagai salah satu negara mitra yang bergabung dalam serangan tersebut. Hingga kini, ratusan tentara Amerika masih ditempatkan di Suriah.

Penempatan pasukan itu menopang misi jangka panjang melawan ISIS yang telah berjalan sejak pertengahan 2010-an, ketika kelompok tersebut sempat menguasai wilayah luas di Suriah dan Irak.

Pejabat AS menyebut pelaku serangan memiliki keterkaitan dengan layanan keamanan dalam negeri Suriah. Namun, hubungan langsungnya dengan ISIS belum sepenuhnya terang. Hingga saat ini, ISIS juga belum mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team