Serangan balasan Israel ke Gaza sejak 7 Oktober 2023 telah menyebabkan korban jiwa dalam jumlah besar dan menghancurkan infrastruktur sipil. Sebanyak 1.139 orang tewas dalam serangan Hamas di Israel, sementara serangan Israel di Gaza telah menewaskan sedikitnya 59.587 warga Palestina. Korban terbanyak adalah perempuan dan anak-anak.
Laporan terbaru menunjukkan bahwa 115 warga Gaza meninggal karena malnutrisi, sebagian besar dalam beberapa minggu terakhir. Lebih dari 100 organisasi kemanusiaan menyalahkan pembatasan Israel terhadap pengiriman bantuan sebagai penyebab utama krisis ini. CNN menyebut lebih dari 1.000 orang tewas saat mencoba mendapatkan bantuan dari Gaza Humanitarian Foundation (GHF), sebuah lembaga distribusi bantuan yang didukung AS.
Pemerintahan Presiden AS, Donald Trump, disebut belum menunjuk pejabat khusus untuk menangani distribusi bantuan ke wilayah Gaza. Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Tommy Pigott, mengakui bahwa krisis kemanusiaan yang terjadi sangat serius.
“Kami ingin melihat akhir dari kehancuran yang terjadi di Gaza, itulah mengapa kami telah melihat komitmen untuk mendapatkan bantuan kepada orang-orang yang membutuhkannya dengan cara yang tidak dipersenjatai oleh Hamas,” katanya.
Sementara itu, Israel diperkirakan masih menahan lebih dari 10.800 warga Palestina di penjara. Media lokal, baik Palestina maupun Israel, melaporkan bahwa banyak dari mereka mengalami penyiksaan, kelaparan, dan tidak mendapatkan perawatan medis. Pada November 2024, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) telah mengeluarkan surat penangkapan untuk Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, atas dugaan kejahatan perang. Mahkamah Internasional (ICJ) juga masih menyidangkan gugatan genosida terhadap Israel.