Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Israel Serang Kediaman Staf dan Gudang WHO di Gaza

serangan Israel di Jalur Gaza (Tasnim News Agency, CC BY 4.0 <https://creativecommons.org/licenses/by/4.0>, via Wikimedia Commons)

Jakarta, IDN Times - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa militer Israel menyerang kediaman stafnya di Deir al-Balah, Gaza tengah, sebanyak tiga kali pada Senin (21/7/2025). Serangan udara tersebut menyebabkan kebakaran dan kerusakan parah, serta membahayakan keselamatan para staf beserta keluarga mereka.

Dilansir dari The Guardian, tank-tank Israel untuk pertama kalinya masuk ke distrik selatan dan timur Deir al-Balah pada Senin. Sumber Tel Aviv meyakini wilayah tersebut menjadi lokasi penahanan para sandera yang ditahan oleh Hamas. Serangan tank dilaporkan menghantam rumah dan masjid, menewaskan sedikitnya tiga warga Palestina dan melukai beberapa lainnya.

"Militer Israel memasuki lokasi, memaksa perempuan dan anak-anak mengungsi dengan berjalan kaki menuju al-Mawasi di tengah konflik aktif. Staf laki-laki dan anggota keluarga diborgol, ditelanjangi, diinterogasi di tempat, dan diperiksa dengan todongan senjata," kata WHO.

1. Staf WHO dan anggota keluarga mereka ditahan

Dua staf WHO dan dua anggota keluarganya juga ditahan. Tiga orang kemudian dibebaskan, namun seorang staf masih dalam penahanan.

“WHO menuntut pembebasan segera staf yang ditahan dan perlindungan bagi seluruh stafnya," kata Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus.

Selain itu, gudang utama WHO yang terletak di zona evakuasi juga dilaporkan rusak akibat serangan udara pada Minggu (20/7/2025). Meski demikian, badan PBB tersebut mengatakan akan tetap berada di Deir al-Balah dan memperluas operasinya.

“WHO mendesak dengan segera kepada negara-negara anggota untuk membantu memastikan aliran pasokan medis yang berkelanjutan dan teratur ke Gaza,” ujar Tedros, seraya menambahkan bahwa perintah evakuasi terbaru di Deir al Balah ikut berdampak pada sejumlah fasilitas WHO.

2. Sebanyak 25 negara tuntut Israel akhiri perang di Gaza

Sebanyak 25 negara, termasuk Inggris, Prancis dan Kanada, mengeluarkan pernyataan bersama pada Senin yang mendesak agar perang di Gaza segera diakhiri. Mereka juga mengecam pembunuhan terhadap ratusan warga Gaza yang berusaha memperoleh makanan di pusat distribusi bantuan milik Yayasan Kemanusian Gaza (GHF), lembaga yang didukung oleh Israel dan Amerika Serikat (AS).

Menurut PBB dan Kementerian Kesehatan Gaza, sedikitnya 875 orang terbunuh saat berusaha mencari bantuan makanan sejak (GHF) mulai beroperasi di Gaza pada akhir Mei.

“Model distribusi bantuan yang diterapkan pemerintah Israel berbahaya, memicu ketidakstabilan, dan merampas martabat kemanusiaan warga Gaza. Penolakan pemerintah Israel terhadap bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan oleh warga sipil tidak dapat diterima. Israel harus mematuhi kewajibannya berdasarkan hukum humaniter internasional," demikian bunyi pernyataan itu, dikutip dari Al Jazeera.

3. Israel sebut kritikan tersebut tidak sesuai realita

Sementara itu, Israel menolak kritikan tersebut dengan menyebutnya tidak sesuai dengan kenyataan. Pihaknya menuding negara-negara tersebut gagal mengarahkan tekanan kepada Hamas dan tidak mengakui peran serta tanggung jawab kelompok Palestina itu atas situasi yang terjadi.

"Hamas adalah satu-satunya pihak yang bertanggung jawab atas berlanjutnya perang dan penderitaan di kedua belah pihak,” kata Kementerian Luar Negeri Israel.

Israel dan Hamas telah terlibat dalam perundingan gencatan senjata, namun sejauh ini belum ada terobosan yang dicapai. Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, serangan militer Israel telah menewaskan lebih dari 59 ribu warga Palestina, dengan sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak.

Serangan brutal Israel di Gaza terjadi setelah Hamas memimpin serangan ke wilayah selatan Israel pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan sedikitnya 1.129 orang dan menyebabkan 251 lainnya disandera. Saat ini, sebanyak 50 sandera masih berada di Gaza, namun hanya kurang dari setengahnya yang diyakini masih hidup.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rama
EditorRama
Follow Us