Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Pembangunan pipa Nord Stream 2 oleh Rusia. (Twitter.com/roelthijssen)
Pembangunan pipa Nord Stream 2 oleh Rusia. (Twitter.com/roelthijssen)

Washington, D.C, IDN Times - Amerika Serikat bersama Jerman telah sepakat mencegah Rusia untuk menggunakan pipa Nord Stream 2 sebagai pengaruh politik di Eropa dalam pernyataannya pada hari Rabu, 21 Juli 2021, waktu setempat. Salah seorang pejabat Amerika Serikat mengatakan pipa tersebut terlihat buruk. Bagaimana awal ceritanya?

1. Pipa tersebut akan menggandakan ekspor gas Rusia ke Jerman

Pembangunan pipa Nord Stream 2 oleh Rusia. (Twitter.com/vocesdiario)

Dilansir dari BBC, Amerika Serikat mengatakan telah mencapai kesepakatan dengan Jerman untuk mencegah Rusia menggunakan pipa gas Nord Stream 2 sebagai pengaruh
politik di Eropa. Pipa berukuran 1.230 km yang hampir selesai di bawah Laut Baltik akan menggandakan ekspor gas Rusia ke Jerman. Seorang pejabat Amerika Serikat, Victoria Nuland, mengatakan itu adalah pipa yang buruk, tetapi mengatakan kesepakatan itu mempertimbangkan sanksi terhadap Rusia jika mencoba memeras Ukraina.

Begitu juga dengan pihak Jerman, di mana mereka berjanji untuk menanggapi setiap upaya oleh Rusia untuk menggunakan energi sebagai senjata melawan Ukraina dan negara-negara Eropa Tengah dan Timur lainnya. Pakta tersebut bertujuan untuk mengurangi apa yang kritikus lihat sebagai bahaya strategis dari pipa senilai 11 miliar dolar Amerika Serikat atau setara dengan Rp159,4 triliun, sekarang 98 persen selesai, sedang dibangun di bawah Laut Baltik untuk membawa gas dari wilayah Arktik Rusia ke Jerman.

Sebuah pernyataan bersama yang menguraikan rincian kesepakatan itu mengatakan baik Amerika Serikat maupun Jerman bersatu dalam tekad mereka untuk meminta pertanggungjawaban Rusia atas agresi serta kegiatan memfitnahnya dengan mengenakan biaya melalui sanksi dan alat lainnya. Jika Rusia mencoba untuk menggunakan energi sebagai senjata atau melakukan tindakan agresif lebih lanjut terhadap Ukraina, Jerman akan mengambil langkah sendiri dan mendorong tindakan di Uni Eropa, termasuk sanksi, untuk membatasi kemampuan ekspor Rusia ke Eropa di sektor energi.

2. Ukraina menganggap itu dapat mengancam keamanan negaranya

Presiden Ukraina, Volodymyr, Zelenskiy. (Instagram.com/zelenskiy_official)

Tak hanya dari Amerika Serikat dan Jerman, Ukraina telah mengirim sebuah catatan ke Uni Eropa dan Jerman yang menyerukan konsultasi, Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba, mengatakan bahwa menambahkan pipa itu mengancam keamanan Ukraina. Kuleba juga mengeluarkan pernyataan dengan Menteri Luar Negeri Polandia, Zbigniew Rau, berjanji untuk bekerja sama menentang Nord Stream 2. Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy, mengatakan dia menantikan diskusi yang terus terang serta bersemangat dengan Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, mengenai pipa ketika keduanya bertemu di Washington, D.C, Amerika Serikat pada bulan Agustus 2021 ini.

Kunjungan itu diumumkan oleh Gedung Putih pada hari Rabu, 21 Juli 2021, waktu setempat tetapi Sekretaris Pers Gedung Putih, Jen Psaki, mengatakan waktu pengumuman itu tidak terkait dengan perjanjian pipa. Tak sampai di situ, Ukraina juga akan kehilangan dana sekitar 3 miliar dolar Amerika Serikat atau setara dengan Rp43,5 triliun dalam setahun untuk biaya transit gas. Pihak Rusia sendiri langsung menyangkal hal ini dan menggambarkan proyek tersebut sebagai proyek yang bermanfaat secara komersial bagi semua yang terlibat.

3. Rincian kesepakatan yang bocor antara AS dan Jerman menuai kritikan

Pertemuan antara Kanselir Jerman, Angela Merkel (kiri), dan Presiden Amerika Serikat, Joe Biden (kanan) di Gedung Putih pada pekan lalu. (Instagram.com/potus)

Sebelum diumumkan, rincian kesepakatan antara Amerika Serikat dan Jerman yang sebelumnya bocor menuai kritikan dari beberapa anggota parlemen di Amerika Serikat dan Jerman. Senator dari Partai Republik, Ted Cruz, mengatakan perjanjian yang dilaporkan akan menjadi kemenangan geopolitik generasi bagi Presiden Rusia, Vladimir Putin, dan bencana bagi Amerika Serikat dan sekutunya. Cruz serta beberapa anggota parlemen lainnya di kedua sisi lorong sangat marah dengan Presiden Biden karena mengabaikan sanksi yang diamanatkan kongres terhadap pipa serta bekerja pada cara-cara untuk memaksa pemerintah menjatuhkan sanksi.

Senator dari Partai Demokrat, Jeanne Shaheen, yang duduk di Komite Hubungan Luar Negeri Senat, mengatakan dia tidak yakin perjanjian itu akan mengurangi dampak pipa, yang katanya memberdayakan pihak Rusia untuk menyebarkan pengaruh jahatnya ke seluruh Eropa Timur Shaheen merasa skeptis bahwa itu akan cukup ketika Rusia menolak untuk bermain sesuai aturan. Di Jerman sendiri, para anggota penting Partai Lingkungan Hijau menyebut perjanjian yang dilaporkan itu sebagai kemunduran pahit bagi perlindungan iklim yang akan menguntungkan Putin dan melemahkan Ukraina.

Pejabat administrasi Biden bersikeras bahwa pipa itu hampir selesai ketika mereka mulai menjabat pada Januari 2021 lalu sehingga tidak ada cara bagi mereka untuk mencegah penyelesaiannya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team