potret kondisi di Laut China Selatan (pixabay.com/user1488365914)
Pada Senin (11/8), sebuah kapal perusak angkatan laut China dan sebuah kapal penjaga pantai negara itu secara tidak sengaja bertabrakan saat mencoba menghalangi dan mengusir kapal penjaga pantai Filipina yang lebih kecil, BRP Suluan, sekitar 19 kilometer dari Scarborough.
Rekaman video yang dipublikasikan oleh penjaga pantai Filipina menunjukkan kapal penjaga pantai China tersebut menembakkan meriam airnya yang kuat, dengan sejumlah personel berdiri di haluan sesaat sebelum bagian tersebut ditabrak oleh kapal angkatan laut China yang sedang berputar cepat. Kapal angkatan laut milik Beijing tersebut mengalami penyok yang dalam dan semburan air yang tampak seperti linear di lambungnya.
Jepang, Australia, dan Selandia Baru menyatakan kekhawatiran atas manuver berbahaya yang menyebabkan tabrakan di perairan yang ramai tersebut, rute perdagangan global utama.
"Jepang menjunjung tinggi supremasi hukum dan menentang segala tindakan yang meningkatkan ketegangan. Keprihatinan kami tertuju pada tindakan berulang di Laut Cina Selatan," ujar Duta Besar Jepang untuk Manila, Endo Kazuya, dalam sebuah unggahan di X.
Kedutaan Besar Australia di Manila juga menyatakan keprihatinannya atas perilaku berbahaya dan tidak profesional kapal-kapal China tersebut.
"Ini merupakan pengalaman belajar bagi Republik Rakyat China. Selama bertahun-tahun, kami telah mengingatkan mereka untuk menghentikan manuver berbahaya, menghentikan pemblokiran yang berisiko, dan mematuhi peraturan (anti) tabrakan karena jika ada kemungkinan besar terjadi salah perhitungan, insiden tabrakan seperti ini akan terjadi," ujar Tarriela, komodor penjaga pantai Filipina, dalam konferensi pers di Manila.