Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Vietnam Protes China dan Filipina soal Laut China Selatan, Ada Apa?

Ilustrasi bendera Vietnam berkibar di Hanoi. (unsplash.com/Ajay Karpur)
Ilustrasi bendera Vietnam berkibar di Hanoi. (unsplash.com/Ajay Karpur)
Intinya sih...
  • Vietnam memprotes China dan Filipina atas aktivitas bersaing di Sandy Cay, Laut China Selatan yang disengketakan.
  • Hanoi mengirim nota diplomatik kepada China dan Filipina, menyerukan mereka untuk menghormati kedaulatan Vietnam dan menjaga perdamaian di Laut Timur.

Jakarta, IDN Times - Vietnam memprotes China dan Filipina atas aktivitas mereka yang bersaing di Sandy Cay, Laut China Selatan yang disengketakan. Ini menyoroti semakin tegasnya suara Vietnam dalam sengketa maritim regional.

China dan Filipina minggu lalu menggelar pertunjukan pengibaran bendera secara bergantian di Sandy Cay, lokasi utama bagi Manila untuk memantau aktivitas China di zona ekonomi eksklusif (ZEE) Filipina.

Hanoi, yang juga menganggap gundukan pasir itu sebagai bagian dari wilayahnya mengatakan, telah mengirim nota diplomatik kepada China dan Filipina. Mereka memprotes aktivitas terbaru kedua negara di lokasi yang menjadi sengketa itu.

“Vietnam menyerukan kepada pihak-pihak terkait untuk menghormati kedaulatan Vietnam, mematuhi hukum internasional, dan berkontribusi untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di Laut Timur,” kata Pham Thu Hang, juru bicara kementerian luar negeri Vietnam, dalam sebuah pernyataan, dilansir dari Radio Free Asia, Senin (5/5/2025).

1. China, Filipina, dan Vietnam klaim wilayah tersebut

Laut China Selatan di lihat dari Sarawak (commons.wikimedia.org/Rod Waddington)
Laut China Selatan di lihat dari Sarawak (commons.wikimedia.org/Rod Waddington)

Media televisi pemerintah China, CCTV melaporkan, penjaga pantai mereka telah mendarat di Sandy Cay sejak 26 April lalu. Kehadiran penjaga pantai China itu sebagai bagian dari operasi maritim untuk menegaskan kedaulatan Beijing atas Kepulauan Spratly.

Sehari kemudian, Filipina mengirim penjaga pantai dan polisinya sendiri ke gundukan pasir tersebut dan tidak menemukan seorang pun di sana. Kedua negara mengibarkan bendera mereka di atas terumbu karang yang disengketakan.

Vietnam telah menggunakan strategi campuran berupa penyeimbangan, ikut-ikutan, dan netralitas saat menangani kontroversi antara China dan Filipina di kawasan tersebut.

2. Vietnam dan China menyelesaikan patroli gabungan di Teluk Tonkin

Ilustrasi bendera China. (unsplash.com/CARLOS DE SOUZA)
Ilustrasi bendera China. (unsplash.com/CARLOS DE SOUZA)

Sementara itu, China dan Vietnam pada April lalu baru saja menyelesaikan patroli gabungan pertama mereka pada 2025. Patroli gabungan ini dilakukan di Teluk Tonkin, yang menandai patroli gabungan ke-29 sejak 2006.

Selama operasi tersebut, kapal-kapal melakukan latihan pencarian dan penyelamatan maritim bersama dan memantau aktivitas penangkapan ikan di sepanjang batas maritim yang ditetapkan, yang oleh China disebut sebagai model kerja sama penegakan hukum maritim di Laut China Selatan.

3. Vietnam dan Filipina tingkatkan kerja sama keamanan

ilustrasi bendera Filipina. (unsplash.com/iSawRed)
ilustrasi bendera Filipina. (unsplash.com/iSawRed)

Namun, Vietnam juga telah meningkatkan kerja sama keamanan dengan Filipina. Pada Agustus 2024, penjaga pantai Filipina dan Vietnam juga melakukan latihan pemadaman kebakaran dan pencarian, serta penyelamatan gabungan pertama di lepas pantai Manila. Latihan itu berfokus pada aspek kemanusiaan dari operasi maritim.

Pada saat itu, Menteri Pertahanan Vietnam, Jenderal Phan Van Giang, juga mengadakan pembicaraan dengan Menteri Pertahanan Filipina Gilberto Teodoro di Manila. Mereka menandatangani surat pernyataan untuk meningkatkan respons bencana dan keterlibatan medis militer.

Kedua menteri menyatakan komitmen mereka untuk memperdalam kerja sama pertahanan dan militer melalui interaksi dan keterlibatan berkelanjutan di semua tingkatan. Mereka sepakat untuk menyelesaikan perselisihan secara damai dalam kerangka hukum internasional.

Selain itu, Vietnam telah mengambil langkah-langkah untuk memperkuat posisi hukumnya terkait klaim maritim. Pada Februari 2025, negara Asia Tenggara tersebut mengumumkan garis dasar baru yang mendefinisikan perairan teritorialnya di Teluk Tonkin.

China menanggapi pengumuman ini dengan meluncurkan latihan militer dengan tembakan langsung di Teluk Tonkin yang menandakan ketidaksetujuan Beijing dengan klaim kedaulatan Hanoi.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Deti Mega Purnamasari
EditorDeti Mega Purnamasari
Follow Us