Jakarta, IDN Times - Pemerintah Amerika Serikat (AS), pada Selasa (18/10/2022), bersedia memberikan bantuan kepada Kuba setelah terdampak badai Ian. Hal itu setelah Kuba meminta bantuan kepada AS agar dapat memulihkan kembali negaranya usai badai besar tersebut.
Badai Ian, yang melanda Kuba dan Florida, pada September lalu telah mengakibatkan kerusakan besar. Bahkan, badai tersebut menyebabkan seluruh aliran listrik di negara Karibia itu padam dan mengakibatkan tiga orang tewas.
Keterangan di atas disampaikan oleh Kementerian Dalam Negeri AS pada Selasa menanggapi permintaan Kuba. Bantuan sebesar 2 juta dolar AS (Rp31 miliar) itu akan diberikan melalui Badan Pembangunan Internasional AS kepada warga Kuba yang membutuhkan.
"Amerika Serikat akan memberikan bantuan kemanusiaan kepada warga Kuba lewat rekanan internasional yang terpercaya. Mereka akan bekerja langsung dengan warga Kuba yang terdampak besar akibat bencana badai ini," tutur Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Ned Price, dilansir NBC News.
"Kami akan terus mendukung warga Kuba agar dapat keluar dari himpitan dampak bencana alam ini," tambahnya.
Sementara, organisasi independen yang dipercaya AS tersebut sudah sejak lama beroperasi di Kuba dan telah membantu komunitas di negara kepulauan tersebut membantu dampak badai tropis.
Menteri Luar Negeri Kuba, Bruno Rodriguez, mengucapkan terima kasih kepada AS lewat cuitan di Twitter-nya, atas bantuan yang diberikan Washington.
"Kami mengapresiasi bantuan kemanusiaan dari Amerika Serikat. Kontribusi material sebesar 2 juta dolar AS yang disalurkan melalui organisasi internasional, Federasi Palang Merah, akan membantu kami dalam upaya pemulihan dan membantu korban terdampak badai," tulisnya, dikutip Reuters.
Permintaan bantuan dari Kuba dan kesediaan AS untuk merespons bantuan tersebut menjadi pertanda membaiknya hubungan Washington dan Havana. Sebab, relasi kedua negara sempat berada di level terendah selama kepemimpinan Trump di AS.
Pada 2008, AS pernah menawarkan bantuan kemanusiaan ke Kuba setelah dua peristiwa badai melanda negara Karibia tersebut. Namun, bantuan senilai 5 juta dolar AS tersebut ditolak oleh eks pemimpinnya, Fidel Castro.
Mantan presiden itu menyebut bahwa AS telah mengakibatkan kerugian miliaran dolar kepada Kuba atas embargo yang diterapkannya.
"AS tidak mengerti bahwa sebuah harga diri rakyat tidak ada harganya," kata Castro.
Dilaporkan The Guardian, permintaan bantuan Kuba ke AS ini adalah bukti bahwa negara komunis itu tidak lagi dapat menggantungkan bantuan dari Rusia. Hal ini dianggap sebagai dampak negatif perang Rusia-Ukraina terhadap pengaruh Rusia di seluruh dunia.