Ilustrasi narkoba. (Pexels.com/MART PRODUCTION)
Dilansir VOA News, narkoba yang dimaksud adalah amfetamin sangat adiktif yang disebut Captagon, dan Suriah merupakan produsen terbesarnya. Obat terlarang itu diperdagangkan di seluruh Timur Tengah dan Eropa, membantu meningkatkan kas pemerintah Presiden Suriah Bashar al-Assad selama perang saudara yang berkepanjangan.
“Pendapatan dari perdagangan gelap Captagon telah menjadi sumber pendapatan utama bagi rezim Assad, angkatan bersenjata Suriah, dan pasukan paramiliter Suriah,” kata Departemen Keuangan AS.
Perusahaan yang berbasis di Suriah diduga telah memfasilitasi transaksi gelap untuk menguntungkan pemerintah Suriah.
“Rezim Assad terus menggunakan berbagai skema untuk menghindari sanksi dan mempertahankan kampanye penindasan yang sudah berlangsung lama terhadap warga negaranya sendiri,” kata Wakil Menteri Keuangan untuk Terorisme dan Intelijen Keuangan Brian Nelson.
Nelson mengatakan transaksi itu termasuk perdagangan obat-obatan terlarang, eksploitasi pertukaran mata uang, dan memanfaatkan bisnis yang tampak legal.
“AS tetap berkomitmen untuk meminta pertanggungjawaban mereka yang berupaya mendukung aktivitas keuangan terlarang ini dengan mengorbankan rakyat Suriah,” tambahnya.