Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Tentara Inggris Diselidiki atas Tuduhan Kejahatan Perang di Suriah

ilustrasi tentara (unsplash.com/Daniel Balaure)

Jakarta, IDN Times - Lima anggota pasukan khusus Inggris sedang diselidiki atas dugaan kejahatan perang selama operasi militer di Suriah.

Menurut laporan Daily Mail, para prajurit Special Air Service (SAS) dituding menembak mati seorang tersangka militan dua tahun lalu. Rompi bom dilaporkan ditemukan di dekatnya, tetapi tersangka tidak memakainya ketika dibunuh.

Pimpinan militer mengatakan bahwa mereka telah menggunakan kekuatan berlebihan dan seharusnya menangkap tersangka, namun para tentara mengklaim bahwa korban merupakan ancaman dan bermaksud melakukan serangan bunuh diri.

1. Para tentara belum ditahan

Dilaporkan BBC, Unit Kejahatan Berat Pertahanan sedang melakukan penyelidikan terkait kasus tersebut, namun para tentara belum ditangkap.

Sementara itu, Kementerian Pertahanan mengatakan bahwa pihaknya menganggap serius tuduhan pelanggaran tersebut.

“Kami menjaga personel kami dengan standar tertinggi dan setiap tuduhan pelanggaran akan ditanggapi dengan serius. Jika diperlukan, setiap tuduhan kriminal dirujuk ke polisi untuk diselidiki," kata kementerian dalam sebuah pernyataan, dikutip Independent.

2. Tentara Inggris juga dituding lakukan kejahatan perang di Afghanistan

Tentara SAS telah dikerahkan di Suriah selama satu dekade terakhir untuk melawan ISIS, yang menguasai sebagian besar wilayah Suriah dan Irak pada 2014.

Pada 2018, seorang sersan bernama Matt Tonroe terbunuh saat bertugas bersama pasukan Amerika Serikat (AS) di Suriah. Tonroe semula diyakini tewas akibat serangan musuh, namun penyelidikan kemudian mengungkapkan bahwa ia terbunuh akibat ledakan tidak disengaja dari bahan peledak yang dibawa oleh pasukan koalisi.

Penyelidikan lainnya juga sedang dilakukan terhadap SAS atas dugaan kejahatan perang di Afghanistan. Pasukan elite Inggris itu dituding membunuh puluhan warga sipil dan orang yang tidak bersenjata dalam serangan malam di Afghanistan selama 2010-2013.

3. Kelompok HAM Inggris tuntut penyelidikan segera

Bulan lalu, Menteri Urusan Veteran Johnny Mercer mengatakan kepada penyelidik Afghanistan bahwa dia tidak ingin mempercayai laporan terkait pembunuhan warga sipil yang tak bersenjata oleh pasukan SAS, namun ia tidak dapat menemukan bukti apa pun yang bisa membantah tuduhan tersebut.

Kristyan Benedict, manajer tanggap krisis Amnesty International Inggris, mengatakan bahwa penyelidikan penuh harus segera dilakukan terkait dugaan keterlibatan pasukan Inggris dalam kejahatan perang di Suriah.

“Baik di Irak dan Afghanistan, terdapat kekurangan yang mencolok dalam cara pemerintah Inggris meminta pertanggungjawaban anggota militer atas dugaan pelanggaran yang mengerikan, dan hal ini tidak boleh terulang di Suriah,” tambahnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fatimah
EditorFatimah
Follow Us